Suara.com - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan merasa gembira keponakannya Pandu Sjahrir kini memagang kendali Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara.
Dia pun memuji Pandu bisa menjadi Chief Investment Officer (CIO) Danantara. Dalam jabatannya, Pandu akan bertugas mengawal investasi dari dividen BUMN.
"Kalau sekarang bapakmu (Sjahrir) lihat dari langit sana, dia bilang, ‘paten juga anakku ini’,” ujar Luhut di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (28/7/2025).
Selain itu, Mantan Menko Kemaritiman dan Investasi ini juga melihat, Pandu Sjahrir telah melampaui kapasitas dan kualitas ayahnya yang merupakan ekonom nasional.
![Pandu Sjahrir. [Instagram/pandusjahrir]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/02/24/21004-pandu-sjahrir.jpg)
Akan tetapi, Luhut mengingatkan, Pandu agar tidak mengecewakan seluruh pihak dalam bekerja. Kemudian, bekerja dengan hati yang tulus.
"Ya Pandu, saya titip, pintar saja tidak cukup, tapi karakter is very important. Bekerjalah dengan hati. Karena kalau kamu bekerja dengan hati maka banyak hal-hal baik yang bisa kamu lakukan," imbuhnya.
Pandu Sjahrir atau yang memiliki nama lengkap Pandu Patria Sjahrir dikenal sebagai seorang pengusaha batu bara dan profesional investor Indonesia. Pandu lahir di Boston, Amerika Serikat pada 17 Mei 1979. Domisilinya saat ini tercatat ada di Jakarta.
Pandu Sjahrir bukanlah sosok yang asing di lingkaran orang terdekat Presiden RI, Prabowo Subianto. Tercatat, ia pernah menjadi Wakil Bendahara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran.
Sementara, di industri pertambangan, Pandu cukup dikenal luas sebagai pengusaha batu bara yang sukes. Ia sempat menjabat sebagai eksekutif di PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA), perusahaan yang kepemilikannya kerap dikaitkan dengan Luhut Binsar Pandjaitan.
Baca Juga: Ribut-ribut Soal Ijazah Jokowi, Luhut: Kontribusi Kau Buat Negara Apa?
Terkait pertanyaan, Pandu Sjahrir anak siapa diketahui ia merupakan anak dari pasangan Sjahrir dan Nurmala Kartini Sjahrir. Diketahui, Sjahrir adalah ekonom sekaligus mantan aktivis yang pernah menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden bidang ekonomi di era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).