Suara.com - PT Brantas Abipraya (Persero), menunjukkan komitmennya dalam mendukung visi pembangungan nasional Asta Cita yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto, khususnya dalam memperkuat ketahanan pangan dan kesejahteraan petani.
Komitmen ini diwujudkan melalui partisipasi aktif dalam proyek strategis rehabilitasi dan pembangunan jaringan irigasi di empat provinsi utama, yaitu Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Lampung, dan Bangka Belitung.
“Brantas Abipraya terus memperkuat komitmen dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional melalui realisassi Asta Cita Pembangunan, khususnya pada sektor pertanian dan pengelolaan sumber daya air,” ujar Dian Sovana, Sekretaris Perusahaan Brantas Abipraya.
Program ini merupakan bagian dari implementasi Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 2 Tahun 2025 tentang percepatan pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi di 14 provinsi prioritas.
Brantas Abipraya dipercaya menangani proyek strategis ini di empat wilayah. Proyek-proyek tersebut meliputi pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi untuk mendukung distribusi air secara merata, meningkatkan hasil pertanian, serta memperkuat fondasi ekonomi masyarakat lokal.
“Kepercayaan pemerintah kepada Brantas Abipraya melalui proyek-proyek ini adalah bentuk pengakuan terhadap komitmen dan rekam jejak kami dalam membangun infrastruktur strategis yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat," tambah Dian.
Menurutnya, Brantas Abipraya tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga membangun masa depan pertanian yang berkelanjutan. Langkah ini juga sejalan dengan visi "Indonesia Emas 2045" yang mengedepankan kemandirian bangsa dan kesejahteraan rakyat.
Dian mengatakan, dalam pengerjaan irigasi di wilayah Kalimantan Timur, rencana luas lahan pertanian yang mendapatkan layanan irigasi, yaitu 5.243 hektare.
Proyek ini dilakukan pada lima kabupaten dan kota, yaitu Samarinda, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Paser, dan Penajam Paser Utara. Di wilayah tersebut, Brantas Abipraya melakukan normalisasi saluran irigasi sepanjang 33,12 km, serta melakukan perbaikan terhadap 140 unit pintu air yang ada.
Baca Juga: Brantas Abipraya Bangun Infrastruktur untuk Mendukung Hunian Relokasi Korban Erupsi Gunung Ruang
Sementara itu, proyek irigasi di Sulawesi Selatan melibatkan delapan kabupaten yaitu Bone, Enrekang, Maros, Pinrang, Wajo, Soppeng, Sidrap, dan Bulukumba. Proyek ini memiliki cakupan yang sangat luas hingga mencapai 11.801 hektare. Pekerjaan yang dilakukan dalam proyek ini meliputi perbaikan bangunan, pengadaan, dan pemasangan pintu air, serta normalisasi jaringan irigasi yang rusak.
Sedangkan di Provinsi Lampung, luas layanan irigasi yang dicapai sebesar 10.795 hektar. proyek dilakukan di empat kabupaten utama, yaitu Lampung Timur, Lampung Tengah, Mesuji, dan Tulang Bawang. Proyek ini melakukan pekerjaan perancangan, normalisasi saluran, dan rehabilitasi bangunan dan pintu air, serta sistem manajemen keselamatan konstruksi.
Tak henti sampai di sana, di Provinsi Bangka Belitung, proyek rehabilitasi jaringan irigasi dilakukan di tiga kabupaten, yakni Bangka, Bangka Barat, dan Bangka Selatan.
Proyek ini mencakup rehabilitasi terhadap 16 Daerah Irigasi (DI) dan Daerah Irigasi Rakyat (DIR) dengan total luas layanan 3,083 hektare. Dalam proyek ini, Brantas Abipraya melakukan normalisasi jaringan sepanjang 13,6 kilometer, perbaikan 33 unit bangunan air, dan pemasangan 124 unit pintu air.
Proyek yang sedang dikerjakan Brantas Abipraya ini tidak hanya berdampak pada peningkatan hasil pertanian, tetapi juga membuka lapangan kerja bagi ratusan orang di daerah, dan memperkuat ketahanan pangan nasional dalam jangka panjang.
Menurut pernyataan Sekretaris Perusahaan Brantas Abipraya, proyek ini menjadi bentuk nyata kontribusi BUMN konstruksi ini dalam mendukung prioritas pembangunan nasional dan cita-cita menuju Indonesia Emas 2045.
“Lewat proyek ini, Brantas Abipraya berkomitmen untuk senantiasa berkontribusi memenuhi kebutuhan dasar sektor pertanian, dan menjadi bagian penting dalam pembangunan yang inklusif, berkelanjutan, dan merata di berbagai pelosok Indonesia. Komitmen ini pun sejalan dengan cita-cita Indonesia Emas 2045, dimana infrastruktur menjadi pilar penting dalam membangun masa depan yang tangguh dan berdaya saing global.” tutup Dian. ***