Suara.com - Bank Indonesia (BI) menilai perekonomian global saat ini dipengaruhi oleh dua hal.
Pertama dipengaruhi oleh meningkatnya ketidakpastian geopolitik.
Kedua yaitu, pesatnya inovasi digital yang bisa memengaruhi ekonomi global.
Gubernur BI Perry Warjiyo menilai, faktor ini membentuk lanskap transaksi internasional yang semakin kompleks.
"Termasuk pada peran bank sentral dan otoritas terkait dalam memberikan layanan jasa kebanksentralan bagi pemerintah dan stakeholders serta penyelenggaraan sistem pembayaran di era digital," katanya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis (28/8/2025).
Kata dia, penguatan konektivitas, interoperabilitas, dan kolaborasi antarnegara berperan penting dalam mendukung terciptanya ekosistem transaksi pembayaran antarnegara yang adaptif dan inklusif di era digital.
![Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo usai ikut rapat bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (30/7/2025). [Suara.com/Novian]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/30/27058-gubernur-bi-perry-warjiyo.jpg)
Apalagi, komitmen penuh Bank Indonesia untuk memajukan pengembangan ekonomi dan keuangan digital.
Selain iu, juga memperkuat konektivitas antarnegara melalui kerja sama dengan berbagai otoritas dan mitra strategis global maupun domestik.
"Prioritas kami mencakup digitalisasi dan integrasi sistem pembayaran domestik dan global (baik retailmaupun wholesale), pembangunan infrastruktur digital (BI-FAST, QRIS, serta penguatan infrastruktur industri melalui SNAP dan manajemen risiko)," katanya.
Baca Juga: Bank Indonesia Ungkap Biang Kerok Kenaikan Harga Beras di Daerah
Lalu, konsolidasi industri serta keterhubungan dengan konektivitas regional, inovasi berkelanjutan dalam layanan kebanksentralan, perluasan kerja sama lintas negara.
Hingga pengembangan Digital Rupiah sebagai instrumen strategis untuk mendukung inovasi transaksi pembayaran yang relevan dan stabilitas keuangan di era digital.
"Pemanfaatan inovasi digital, termasuk instrumen cross-border, harus diiringi dengan sinergi dan kehati-hatian agar mampu memperkuat stabilitas, mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat", tandasnya.
Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Arrmanatha C. Nasir memandang, CB Fest 2025 mencerminkan komitmen Bank Indonesia dalam melakukan transformasi digital di tengah lanskap keuangan global saat ini.
Kondisi global dihadapkan pada persaingan geopolitik, volatilitas ekonomi, dan disruptive technology.
Di tengah latar belakang ini, tiga tindakan yang dapat dilakukan bersama dalam menjaga stabilitas keuangan, yaitu kepercayaan (trust) dimana tanpa adanya kepercayaan publik sistem keuangan tidak akan dapat beroperasi secara optimal, keadilan (fairness) dimana tanpa keadilan sistem keuangan dapat kehilangan legitimasinya.
"Serta kerja sama (cooperation) yang merupakan kunci ketahanan sistem keuangan di tengah inovasi teknologi yang berkembang dengan cepat," tambahnya.