Ekonomi Sirkular: Limbah Rumah Tangga Kini Bisa Diolah Pupuk Organik Cair

Achmad Fauzi Suara.Com
Senin, 01 September 2025 | 09:30 WIB
Ekonomi Sirkular: Limbah Rumah Tangga Kini Bisa Diolah Pupuk Organik Cair
Ilustrasi sampah rumah tangga / sampah dapur / sampah organik

Suara.com - Limbah sampah rumah tangga kini tidak lagi hanya berakhir di tempat pembuangan akhir. Melalui program MESATUA BALI (Mengelola Sampah untuk Alam Bali Lestari), PLN Indonesia Power (PLN IP) UBP Bali PLTG Gilimanuk berhasil mengolah sampah organik dan anorganik menjadi produk bernilai guna, termasuk pupuk organik cair multiguna.

Dalam implementasinya, limbah organik seperti sampah rumah tangga dan industri rumahan diolah menjadi pupuk organik cair.

Sementara itu, limbah anorganik berupa diapers dimanfaatkan sebagai media tanam untuk pembibitan buah dan sayur.

Pupuk organik cair hasil produksi kelompok petani KUB Sarimulyo, Dusun Tegalsari, Desa Wonosari, Kecamatan Pegandon, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.(Suara.com/Rendy Adrikni Sadikin)
Pupuk organik cair hasil produksi kelompok petani KUB Sarimulyo, Dusun Tegalsari, Desa Wonosari, Kecamatan Pegandon, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.(Suara.com/Rendy Adrikni Sadikin)

Kedua proses ini memanfaatkan sisa produksi perusahaan berupa air reject demineralisasi, yang menjadikan program ini sebagai terobosan pertama di Kabupaten Jembrana.

"Kami di PLN Indonesia Power percaya bahwa keberlanjutan bukan hanya soal teknologi, tetapi juga tentang bagaimana kita membangun masa depan bersama, dari desa hingga dunia," ujar Direktur Utama PLN Indonesia Power, Bernadus Sudarmanta seperti dikutip, Senin (1/9/2025).

Program ini telah melibatkan 13 anggota kelompok Suketeki, memberikan manfaat bagi 65 petani dari 5 Gapoktan, serta membuka lapangan kerja bagi 34 pemuda lokal.

Dukungan pemerintah daerah pun terwujud lewat Pararem Desa Adat Nomor 1 Tahun 2025 yang memperkuat kebijakan pengelolaan sampah berbasis komunitas.

Selain memberi manfaat ekonomi, MESATUA BALI juga berfungsi sebagai pusat pembelajaran lewat modul edukasi 'Zero Waste Komunitas' serta kunjungan dari sekolah dan akademisi.

Program ini bahkan berkolaborasi dengan TPA Ash-Shiddiqiyyah di Bali melalui inisiatif TAMASYA (Taman Asuh Sayang Anak) yang fokus pada edukasi gizi seimbang, penanaman buah dan sayur dengan media tanam diapers, serta penguatan ketahanan pangan keluarga.

Baca Juga: Pupuk Organik Dinilai Bisa Tingkatkan Produktivitas Pagi Hingga Lestarikan Lingkungan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?