Harga Beras Naik Terus, Mentan: Itu Anomali!

Achmad Fauzi Suara.Com
Rabu, 03 September 2025 | 14:47 WIB
Harga Beras Naik Terus, Mentan: Itu Anomali!
Ilustrasi harga beras di Pasar Klandasan, Balikpapan. [Ist]

Suara.com - Baca 10 detik

  • Mentan Sebut Ada Anomali pada Komoditas Beras
  • Pemerintah Gelar Operasi Pasar Besar-besaran
  • Pasokan Beras yang Dimiliki Pemerintah Melimpah

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengakui ada penyimpangan atau anomali pada komoditas beras. Pasalnya, pasokan beras dilihat Amran, tengah melimpah tetapi, harganya justru alami kenaikan.

Namun, dirinya berjanji tengah memperbaiki anomali pada komoditas beras.

"Terus gimana dengan minyak goreng? Aku tanya. Kita produsen terbesar dunia. Kenapa naik? Ayam, telur kenapa naik? Kita sudah swasembada, kita ekspor, Artinya ini ada anomali. Anomali ini kita perbaiki bersama," ujarnya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (3/9/2025).

Berapa UMR Jepang? Mentan Amran Sulaiman Diprotes Bandingkan Harga Beras Indonesia (instagram)
Berapa UMR Jepang? Mentan Amran Sulaiman Diprotes Bandingkan Harga Beras Indonesia (instagram)

Untuk menurunkan harga beras yang tinggi Mentan bilang, pemerintah akan gelar operasi pasar dengan mengguyur pasokan beras Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), maupun beras premium.

Menurutnya, operasi pasar besar-besaran ini difokuskan pada daerah yang memang harga berasnya tengah tinggi.

"Itu (operasi pasar) dilakukan oleh Bulog, Bapanas, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian," ucapnya.

Mentan menuturkan, sebenarnya kondisi pangan di dalam negeri masih baik-baik saja. Hal ini tercermin dari andil pangan inflasi itu hanya 0,0 3 persen. Biasanya, pangan merupakan komoditas yang beri kontribusi besar terhadap Inflasi.

"Inflasi kita turun dari 2,37 menjadi 2,31. Itu artinya apa? Pangan kita yang kontribusi tertinggi biasanya itu menunjukkan bahwa baik-baik saja," imbuhnya.

Baca Juga: Harga Beras Premium Bakal Lebih Murah, Mentan Kerahkan Bulog Guyur Pasokan

Mentan mengakui, saat ini juga terjadi pergeseran pola konsumsi dari beras premium ke beras medium di pasar tradisional. Namun, meski begitu, ia menyebut, tidak ada orang antre dalam membeli beras.

"Produksi kita, Oktober, BPS rilis kemarin 31 juta ton Kemudian tahun lalu, pada bulan yang sama itu 28 juta ton. Artinya produksi di atas surplus 3 juta ton dibanding tahun lalu. Dan yang menarik adalah 31 juta ton itu sampai Oktober tahun lalu itu produksi hanya 30 juta ton. Padahal masih ada 2 bulan nih," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Mau notif berita penting & breaking news dari kami?