Pemerintah Pede Transaksi Harbolnas 2025 Tembus Rp35 Triliun Meski Daya Beli Lesu

Senin, 08 September 2025 | 12:52 WIB
Pemerintah Pede Transaksi Harbolnas 2025 Tembus Rp35 Triliun Meski Daya Beli Lesu
Pemerintah menargetkan nilai transaksi Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2025 dapat mencapai Rp35 triliun.
Baca 10 detik
  • Transaksi Harbolnas 2025 ditargetkan tembus Rp35 triliun.
  • Airlangga menjelaskan bahwa target kenaikan ini didasarkan pada persiapan yang matang.
  • Disisi lain saat ini sedang terjadi penurunan daya beli masyarakat.

Suara.com - Pemerintah menargetkan nilai transaksi Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2025 dapat mencapai Rp35 triliun, naik signifikan dari capaian tahun sebelumnya yang sebesar Rp31,2 triliun meski kondisi masyarakat saat ini sedang lesu.

Target ambisius ini diungkapkan langsung oleh Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.

Dalam acara Kick-Off Road to Harbolnas 2025, Airlangga menjelaskan bahwa target kenaikan ini didasarkan pada persiapan yang matang, yang sudah dimulai empat bulan sebelumnya.

"Tahun ini, karena road map-nya sudah 4 bulan sebelumnya, maka tentu dari empat bulan, masing-masing bulan nambah Rp1 triliun," tutur Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian, Senin (8/9/2025).

Airlangga menekankan peran krusial produk-produk lokal dalam mendongkrak target ini. Pada Harbolnas 2024, transaksi produk lokal berhasil naik 31%, dan bahkan mendominasi dengan porsi 52% dari total penjualan, atau senilai Rp16,1 triliun.

Pemerintah berharap momentum ini akan terus berlanjut. Harbolnas 2025, yang akan diselenggarakan pada 10-16 Desember mendatang, menjadi ajang penting untuk menggaungkan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia dan mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"Dan tentu saya berharap bahwa produk Indonesia, platform Indonesia itu bisa meningkatkan jumlah. Jadi mulai dari produk, pipeline, sampai consumer-nya bisa meningkat," kata Airlangga.

Sebelumnya laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Agustus 2025 menunjukkan deflasi sebesar 0,08 persen. Deflasi berarti daya beli masyarakat sedang menurun.

Deflasi sendiri menggambarkan penurunan harga-harga secara umum. Harga-harga secara umum tersebut diukur dengan Indeks Harga Konsumen (IHK). IHK ini diukur dengan menghitung perubahan harga untuk 11 kelompok barang di 90 Kota di Indonesia.

Baca Juga: Geger PHK Massal di Gudang Garam, Menko Airlangga Ungkap Isu Modernisasi Pabrik

Kesebelas kelompok barang tersebut adalah (1) makanan, minuman, dan tembakau; (2) pakaian dan alas kaki; (3) perumahan, air, listrik, dan bahan bakar; (4) perlengkapan dan pemeliharaan rumah tangga; (5) kesehatan; (6) transportasi; (7) informasi, komunikasi, dan jasa keuangan; (8) rekreasi, olahraga, dan budaya; (9) pendidikan; (10) restoran dan hotel; serta (11) barang dan jasa lainnya.

Di tahun 2025 sampai Agustus ini sudah terjadi 4 (empat) kali yaitu di bulan: Januari (0,76%), Februari (048%), Mei (0,37%), dan Agustus (0,08%).

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI