Sinyal Kuat Menkeu Baru, Purbaya Janji Tak Akan Ada Pemotongan Anggaran Saat Ini

Tasmalinda Suara.Com
Rabu, 10 September 2025 | 23:02 WIB
Sinyal Kuat Menkeu Baru, Purbaya Janji Tak Akan Ada Pemotongan Anggaran Saat Ini
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa
Baca 10 detik
  • Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan pemerintah tidak akan melakukan pemotongan anggaran.
  • Purbaya memastikan arah kebijakan ke depan adalah menambah belanja negara, bukan mengetatkan ikat pinggang
  • Menurutnya, dengan potensi pertumbuhan 6,5% dan realisasi masih di bawahnya, ruang untuk stimulus masih terbuka lebar

Suara.com - Setelah resmi dilantik, Menteri Keuangan baru Purbaya Yudhi Sadewa akhirnya tampil perdana di hadapan publik dan DPR.

Dalam penampilan pertamanya ini, ia langsung mengirimkan sebuah sinyal yang sangat kuat dan ditunggu-tunggu pasar yakni pemerintah tidak akan melakukan pemotongan anggaran dan justru akan menjalankan kebijakan fiskal yang ekspansif.

Pernyataan ini adalah jawaban atas kekhawatiran banyak pihak dan menjadi penanda dimulainya era baru dalam pengelolaan kas negara, yang berbeda dari pendekatan konservatif pendahulunya.

1. Laporan Pertama ke Presiden: Anggaran Masih Dinamis

Dalam konferensi pers usai bertemu Presiden Prabowo Subianto, Purbaya menjelaskan bahwa ia baru saja melaporkan hasil diskusi awal mengenai anggaran dengan DPR.

"Kita melaporkan hasil proses diskusi dengan anggaran dengan DPR. Itu aja. Tapi ini kan masih diputuskan di DPR, jadi angka-angka masih didiskusikan. Jadi belum putus," ujar Purbaya.

Ia bersikap sangat hati-hati, menegaskan bahwa semua detail, terutama soal potensi perubahan anggaran, masih dalam pembahasan.

"Saya belum bisa bicarakan karena masih didiskusikan dengan DPR," tambahnya.

2. Janji Kunci: "Tidak Akan Ada Pemotongan Lagi"

Baca Juga: Usai Dicopot Prabowo, Benarkah Sri Mulyani Adalah Menteri Keuangan Terlama?

Ketika didesak oleh wartawan mengenai kemungkinan adanya pemangkasan anggaran, Purbaya memberikan jawaban yang paling ditunggu-tunggu.

"Kita nggak akan pemotongan lagi," tegasnya.

Pernyataan singkat ini memiliki makna yang sangat besar. Ini adalah sinyal bahwa di bawah komandonya, Kementerian Keuangan akan cenderung menambah belanja untuk stimulus, bukan mengetatkan ikat pinggang.

"Kita akan cenderung memberi, menjalankan kebijakan fiskal yang mendorong pertumbuhan ekonomi," lanjutnya.

Ini secara langsung mengonfirmasi bahwa arah kebijakan fiskal akan sangat pro-pertumbuhan (pro-growth), sejalan dengan janji-janji kampanye Presiden Prabowo.

3. Mencegah Inflasi? "Ruang Kita Terbuka Lebar"

Salah satu kekhawatiran terbesar dari kebijakan fiskal yang ekspansif adalah lonjakan inflasi. Namun, Purbaya dengan percaya diri menepis kekhawatiran tersebut.

"Inflasi terjadi kalau pertumbuhan di atas laju pertumbuhan potensial. Kita (potensial) 6,5% atau lebih. Kita masih jauh dari inflasi," jelasnya.

Menurutnya, karena pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini masih di bawah level potensialnya (masih di sekitar 5%), maka menyuntikkan stimulus ke dalam perekonomian tidak akan memicu inflasi yang berbahaya. 

"Jadi ruang kita untuk tumbuh lebih cepat terbuka lebar tanpa memancing inflasi," tegasnya.

Pernyataan resmi Purbaya Yudhi Sadewa ini adalah sebuah sinyal yang sangat jelas bagi pasar dan dunia usaha.

Pemerintah di bawah komando barunya siap untuk "menginjak gas" dalam hal belanja negara untuk mengejar target pertumbuhan yang lebih tinggi. Kini, publik menanti bagaimana janji ini akan diterjemahkan ke dalam angka-angka konkret di APBN.

Bagaimana menurut Anda arah kebijakan fiskal yang lebih ekspansif ini?

Apakah ini adalah langkah yang tepat untuk Indonesia saat ini, atau justru berisiko? Diskusikan di kolom komentar!

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI