Suara.com - Ketidakpastian ekonomi global menjadi perhatian bagi pengusaha di seluruh dunia.
Termasuk, pendiri merek fesyen Uniqlo asal Jepang Tadashi Yanai mengatakan bahwa Amerika Serikat mungkin menanggung dampak tertinggi dari tarif terhadap pada perdagangan global.
Tadashi Yanai, orang terkaya di Jepang dan CEO operator Uniqlo, Fast Retailing telah berterus terang tentang potensi kerugian ekonomi akibat tarif luas yang diberlakukan oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump.
Bahkan, dia meramal dunia bisa bangkrut jika tarif Trump terus berlanjut.
"Saya khawatir dunia bisa bangkrut. Amerika Serikat yang paling menderita," katanya dilansir dari BBC, Rabu (17/9/2025).
Sementara itu, Uniqlo adalah perusahaan pakaian jadi terkemuka di seluruh Asia, dan sedang merencanakan kampanye pertumbuhan yang agresif di Eropa dan Amerika Utara.
![Ilustrasi bangkrut. [Ist]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/08/16/29133-ilustrasi-bangkrut-ist.jpg)
Pada bulan Juli, perusahaan tersebut menyatakan bahwa tarif AS yang lebih tinggi akan mulai berdampak signifikan pada operasionalnya di Amerika Serikat mulai akhir tahun ini dan berencana untuk menaikkan harga guna mengurangi dampaknya.
Mayoritas produk Uniqlo yang dijual di AS diproduksi di Asia Tenggara dan Asia Selatan.
Tentunya dengan dampak tarif ini bakal menaikkan harga produk perusahaan tersebut agar bisa menutupi penurunan jumlah permintaan.
Baca Juga: 24 BPR Bangkrut di Indonesia, Ini Daftar Lengkapnya
Sebagai informasi, pendiri brand fashion kenamaan Uniqlo, Tadashi Yanai masih menduduki peringkat pertama sebagai orang terkaya di Jepang 2025.
Kekayaannya meningkat hingga membuat jumlahnya mencetak rekor tertinggi dari sebelum-sebelumnya.
Dilansir dari Forbes, kekayaan Tadashi Yanai naik lebih dari 10 miliar dolar AS atau Rp 165 triliun.
Tambahan itu membuat kekayaannya meningkat ke rekor tertinggi sebesar 48,2 miliar atau Rp 789 triliun.