Laba BSI Tumbuh Tinggi, Dua Bisnis Ini Jadi Kontributor Utama

Senin, 22 September 2025 | 21:51 WIB
Laba BSI Tumbuh Tinggi, Dua Bisnis Ini Jadi Kontributor Utama
Laba BSI mencapai Rp3,74 triliun (audited) pada Triwulan II 2025. [Dok BSI]
Baca 10 detik
  • Pembiayaan BSI tumbuh lebih tinggi dari industri perbankan nasional yakni pada level 13,93 persen. 
  • Pembiayaan bisnis emas BSI melesat 88,25 persen (YoY) mencapai Rp16,88 triliun. 
  • Layanan bulion bank yang dibuka pada Februari 2025 juga turut berkontribusi pada kinerja perseroan. 

Suara.com - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatatkan laba mencapai Rp3,74 triliun (audited) pada Triwulan II 2025 atau naik 10,21 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Dengan keuntungan itu, BSI menjadi salah satu bank dengan pertumbuhan tertinggi di Indonesia.

Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo mengatakan kinerja yang kuat pada Triwulan II/2025 adalah buah dari konsistensi perseroan fokus pada bisnis khas bank syariah, yakni emas dan islamic ecosystem terutama layanan haji dan umrah.

"Bisnis tersebut tentu saja didukung transformasi digital sehingga memudahkan nasabah mengakses layanan,” ujarnya pada Paparan Kinerja BSI Triwulan II 2025 secara virtual, Senin (22/9/2025).

Per Triwulan II 2025, pembiayaan BSI tumbuh lebih tinggi dari industri perbankan nasional yakni pada level 13,93 persen (YoY) dengan outstanding mencapai Rp293,24 triliun.

Mayoritas pembiayaan dikontribusi segmen ritel dan consumer termasuk emas sebesar Rp211,78 triliun yang mengomposisi 72,22 persen, disusul segmen wholesale sebesar 27,78 persen.

"Bisnis emas dan haji yang ditopang digitalisasi adalah strategi BSI untuk tetap tumbuh dalam kondisi makro ekonomi pada awal tahun yang cukup menantang. Produk dan layanan BSI," jelasnya.

Pembiayaan bisnis emas BSI melesat 88,25 persen (YoY) mencapai Rp16,88 triliun yang terdiri atas Cicil Emas Rp9,09 triliun tumbuh 155,41 persen (YoY), dan Gadai Emas Rp7,79 triliun tumbuh 44,08 persen (YoY). Melesatnya pembiayaan emas mendorong pembiayaan Konsumer BSI naik 16,20 persen dengan oustanding Rp162,19 triliun.

Tak hanya tumbuh sustain, kualitas pembiayaan terjaga dengan indikasi NPF Gross 1,87 persen membaik dari periode sebelumnya dan lebih baik dari posisi industri yang berada pada level 2,22 persen.

Sementara itu Direktur Finance and Strategy Ade Cahyo Nugroho menjelaskan bahwa strategi lain yang juga mendorong kinerja solid yakni pengelolaan dana murah.

Dana Pihak Ketiga (DPK) BSI tumbuh konsisten dengan Tabungan sebagai engine growth, sehingga menjaga komposisi Dana Murah (CASA) di level 61,78 peersen atau Rp199,48 triliun.

Baca Juga: Bisnis Bullion Bank Alami Peningkatan, Pembelian Emas di BSI Naik 441 Persen

Ekosistem payroll dan haji terbukti mampu mendorong pertumbuhan DPK 8,83 persen (YoY) mencapai Rp323 triliun. Tabungan BSI mencapai Rp141,30 triliun, tumbuh 9,71 persen (YoY).

"Meningkatkan pendapatan margin perseroan ke level Rp14,09 Triliun, tumbuh 16,61 persen (YoY) serta pendapatan berbasis fee menjadi Rp2,94 triliun, naik 18,37 persen. Di sisi lain, peningkatan DPK menjaga aset BSI pada angka Rp401 triliun," bebernya.

Layanan bulion bank yang dibuka pada Februari 2025 juga turut berkontribusi pada kinerja perseroan karena dapat menghasilkan fee based income dari transaksi jual dan beli emas melalui BYOND. Total Tabungan Emas masyarakat telah menyentuh 1 ton.

“Memasuki akhir tahun ini, kami akan melanjutkan pertumbuhan pembiayaan pada segmen yang sustain dan sehat, transformasi digital berkelanjutan agar layanan BSI makin cepat, efisien, dan inklusif dan peningkatan kapabilitas SDM serta IT dan infrastruktur”, pungkasnya.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI