- Menkeu Purbaya menegaskan anggaran MBG akan dialihkan ke program lain jika tidak terserap maksimal hingga akhir Oktober 2025.
- Luhut Pandjaitan meminta agar anggaran MBG tidak dipotong karena penyerapan sudah membaik dan berdampak positif pada ekonomi rakyat.
- Kepala BGN melaporkan bahwa hingga 3 Oktober 2025, penyerapan anggaran MBG telah mencapai Rp21,64 triliun atau 34 persen dari total alokasi.
Meski penyerapan anggaran membaik, Luhut tak lupa memberikan peringatan penting kepada Badan Gizi Nasional (BGN). Ia berpesan agar BGN lebih cermat dalam menjaga kelancaran pasokan bahan pangan penunjang MBG, seperti telur, ayam, pisang, ikan, dan sayuran.
Lebih lagi kelangkaan di daerah tertentu dapat menghambat program dan berisiko pada "cost of fund" yang tidak optimal.
"Itu kami ingatkan tadi sama Pak Dadan (Kepala BGN), karena itu cost of fund juga. Jadi jangan sampai dana yang dialokasikan tidak bisa serap," kata dia.

"Tadi kami lihat dana semua akan terserap dengan baik, dan itu akan terjadi penyebaran, dan itu saya kira akan menggerakkan ekonomi di bawah," Luhut menambahkan.
Sementara itu, Kepala BGN, Dadan Hindayana, memaparkan data konkret yang menunjukkan progres luar biasa. Hingga 3 Oktober 2025, penyerapan anggaran MBG telah mencapai Rp21,64 triliun, atau 34 persen dari total alokasi.
"Hari ini sudah Rp21,64 triliun jadi sudah mencapai 34 persen untuk secara keseluruhan. Tetapi untuk bantuan pemerintah, makan bergizinya Rp18,63 triliun, itu sudah mencapai 37 persen," kata Dadan.
"Jadi sudah 37 persen penerima manfaat makan bergizi," pungkasnya.