- Harga saham Garuda Indonesia (GIAA) melonjak 9,52% hari ini, menjadi level tertinggi tahunan.
- Kenaikan dramatis ini dipicu rencana private placement jumbo oleh Danantara Asset Management senilai total US$1,84 miliar (Rp30,31 triliun) untuk memperbaiki ekuitas negatif dan likuiditas perseroan.
- Aksi ini berpotensi mendilusi kepemilikan publik hingga 81,7%.
Suara.com - Harga saham PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) mencatatkan kinerja luar biasa pada perdagangan sesi pertama Jumat (10/10/2025), melompat 9,52% ke level Rp115 per lembar.
Kenaikan ini membawa harga GIAA mencapai titik tertinggi sepanjang tahun 2025. Bahkan, dalam periode year to date (sejak awal 2025), harga saham maskapai penerbangan nasional ini telah meroket dua kali lipat, atau sebesar 109,09%.
Lonjakan harga saham yang dramatis ini didorong oleh pengumuman rencana perseroan untuk melaksanakan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau yang dikenal sebagai private placement.
Suntikan Dana Jumbo Rp30,3 Triliun dari Danantara
Aksi private placement ini akan dipimpin oleh PT Danantara Asset Management (DAM), yang saat ini telah menjadi pemegang saham terbesar di GIAA (64,54%).
Total dana segar yang akan disuntikkan mencapai US$1,84 miliar, atau setara dengan Rp30,31 triliun (menggunakan kurs Rp16.421 per Dolar AS).
Penambahan modal ini akan dilakukan melalui dua skema utama:
- Setoran Modal Tunai: Danantara akan menyetor modal tunai sebesar maksimal US$1,44 miliar (sekitar Rp23,66 triliun).
- Konversi Pinjaman: Konversi pinjaman pemegang saham (shareholder loan/SHL) menjadi saham baru senilai US$405 juta (sekitar Rp6,65 triliun).
Untuk merealisasikan rencana ini, GIAA diperkirakan akan menerbitkan sekitar 407,89 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp75 per saham.
Aksi korporasi ini memerlukan persetujuan pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan pada 12 November 2025.
Baca Juga: BKPM Dorong Danantara Garap Proyek Carbon Capture and Storage
Manajemen GIAA menjelaskan bahwa tujuan utama dari private placement ini adalah untuk memperbaiki kondisi keuangan perseroan yang sedang tertekan. Hingga akhir Juni 2025, GIAA masih mencatat:
- Ekuitas Negatif: Liabilitas GIAA mencapai US8,01miliar,melebihiasetUS6,51 miliar. Hal ini menyebabkan ekuitas perseroan negatif sebesar US$1,49 miliar.
- Rugi Bersih Membengkak: Perseroan juga mencatat kerugian bersih yang diatribusikan kepada pemilik induk sebesar US$143,7 juta pada Semester I 2025, membengkak 41,36% secara tahunan.
Tiga tujuan utama private placement ini adalah: memperbaiki nilai ekuitas, memperkuat likuiditas dan struktur permodalan, serta membantu keberlangsungan usaha perseroan di masa depan.
Meskipun injeksi modal ini vital bagi perbaikan keuangan GIAA, private placement ini membawa risiko signifikan bagi investor publik. Seluruh saham baru akan diserap oleh Danantara Asset Management selaku investor sekaligus kreditur perseroan.
Tanpa adanya hak memesan efek, aksi ini diperkirakan akan menyebabkan delusi kepemilikan saham publik secara signifikan.
Porsi kepemilikan masyarakat yang saat ini mencapai sekitar 27,46% diperkirakan akan turun drastis menjadi hanya sekitar 5,03% dari total saham yang beredar, atau mengalami dilusi hingga 81,7%.