Sidang ASDP, Eks Bawahan Kenang Ira Puspadewi Berantas Preman dan Ajarkan Zero Fraud

M Nurhadi Suara.Com
Jum'at, 17 Oktober 2025 | 18:08 WIB
Sidang ASDP, Eks Bawahan Kenang Ira Puspadewi Berantas Preman dan Ajarkan Zero Fraud
Sebanyak 6 saksi a de charge dihadirkan dalam persidangan kasus dugaan korupsi PT ASDP Ferry Indonesia, Kamis (16/10/2025).
Baca 10 detik
  • Saksi menangis saat membela mantan direksi ASDP di sidang korupsi.
  • Para saksi memuji integritas dan terobosan para terdakwa selama memimpin.
  • Tiga mantan direksi ASDP didakwa merugikan negara Rp1,253 triliun.

Kesaksian tidak hanya berhenti pada pembelaan personal. Para saksi silih berganti membeberkan integritas dan gebrakan positif yang dilakukan para terdakwa selama memimpin ASDP.

Shelvy Arifin, Sekretaris Perusahaan, sambil menangis menceritakan bagaimana ia direkrut sebagai staf biasa tujuh tahun lalu dan bisa meniti karier hingga posisi puncak berkat dorongan dan tempaan dari Ira Puspadewi.

“Berkat dorongan para direksi, Kini saya bisa naik menjadi sekretaris perusahaan atau biasa disebut direktur minus setengah. Semua itu berkat tempaan ibu Ira dan para direktur lainnya,” ujar Shelvy.

Ia juga mengungkap salah satu ajaran yang dijunjung tinggi di masa kepemimpinan para terdakwa, yakni transparansi.

Seorang direktur yang bertemu pihak lain harus selalu didampingi oleh direktur lainnya untuk menjaga akuntabilitas.

Prinsip ini diperkuat oleh kesaksian Captain Luthfi Pratama Adi Subarkah, Vice President Operasional ASDP sekaligus Ketua Serikat Pekerja yang menaungi 4.000 karyawan.

“Zero fraud itulah yang selalu diajarkan para direktur,” kata Captain Luthfi.

Luthfi bahkan mengklaim bahwa di bawah kepemimpinan Ira, Yusuf, dan Harry, ASDP mencapai performa tertingginya pada tahun 2022, setahun setelah akuisisi PT JN.

“Kami terima bonus 35-40 persen (dari pendapatan)?” ungkapnya.

Salah satu terobosan terbesar yang disorot adalah penghapusan premanisme dalam penjualan tiket melalui sistem online.

“Dulu jumlah preman itu, kami menyebutnya sebagai Petruk, itu ada lebih dari 1.000 orang. Dengan tingkat penjualan online itu menghapus preman,” kata Luthfi.

Data ASDP menyebutkan, saat musim liburan, omzet penjualan tiket bisa mencapai Rp 5 miliar per hari.

Bisa dibayangkan betapa besar potensi kebocoran uang negara yang berhasil dihentikan oleh sistem yang dibangun di era kepemimpinan para terdakwa.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI