-
IHSG menguat awal sesi perdagangan, naik 0,79 persen ke level 8.219.
-
Penguatan terbatas, pasar merespons BI tahan suku bunga 4,75 persen.
-
IHSG diprediksi bergerak terbatas cenderung melemah ikuti pasar global.
Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona hijau pada awal sesi perdagangan, Kamis, 23 Oktober 2025. IHSG menguat ke level 8.179.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga pukul 09.06 WIB, IHSG masih menanjak naik 0,79 persen ke leve 8.219.
Pada perdagangan pada waktu itu, sebanyak 1,94 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi sebesar Rp 1,46 triliun, serta frekuensi sebanyak 174.700 kali.
![Pekerja mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/4/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/04/16/93064-ihsg-indeks-harga-saham-gabungan-bursa-efek-ilustrasi-bursa-ilustrasi-ihsg.jpg)
Dalam perdagangan di waktu tersebut, sebanyak 313 saham bergerak naik, sedangkan 207 saham mengalami penurunan, dan 436 saham tidak mengalami pergerakan.
Adapun, beberapa saham yang menjadi Top Gainers pada waktu itu diantaranya, ADES, BNLI, CLAY, CMRY, DCII, DUTI, FAST, GGRM, JARR, LIFE, MLPT, PGUN.
Sedangkan, saham yang masuk dalam Top Loser diantaranya, AADI, AKSI, ASII, DATA, DSSA, DWGK, EDGE, FILM, KONI, MKPI, MPRO, PANI.
Proyeksi IHSG
IHSG diproyeksikan bergerak terbatas pada perdagangan Kamis (23/10/2025), setelah sehari sebelumnya ditutup melemah 1,04 persen ke level 8.152.
Tekanan jual terjadi usai pasar merespons keputusan Bank Indonesia yang menahan suku bunga acuan (BI Rate) di level 4,75 persen, atau di bawah ekspektasi konsensus yang memperkirakan adanya penurunan sebesar 25 basis poin.
Baca Juga: Harga Semen Naik Terus di Tengah Volume Lesu, Prospek Laba Raksasa Saham Tertekan?
Berdasarkan riset Sapa Mentari dari BRI Danareksa Sekuritas, pergerakan IHSG dalam jangka pendek akan berada pada area support di level 8.117 dan resistance di 8.270.
Investor hari ini juga akan mencermati rilis data M2 Money Supply Indonesia yang berpotensi menjadi katalis tambahan bagi arah indeks.
Dari sisi aliran dana asing, pasar mencatatkan net foreign buy sebesar Rp169 miliar di pasar reguler. Meski investor asing masih menunjukkan minat beli, tekanan eksternal dan kebijakan moneter domestik dinilai membatasi ruang penguatan indeks dalam waktu dekat.
Sementara itu, bursa saham global juga menunjukkan pelemahan. Di Wall Street, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 0,71% ke level 46.590,41. Indeks S&P 500 juga melemah 0,53 persen ke level 6.699,40, dan Nasdaq terkoreksi 0,93 persen ke level 22.740,40.
Pelemahan di pasar global ini turut menjadi sentimen negatif bagi pasar domestik, seiring meningkatnya kekhawatiran investor terhadap prospek pertumbuhan ekonomi global dan arah kebijakan suku bunga di Amerika Serikat.
Dengan kondisi tersebut, analis memperkirakan IHSG akan bergerak sideways dengan kecenderungan melemah terbatas, sambil menanti sinyal baru dari data ekonomi dalam negeri serta perkembangan pasar global.