- Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Juli Budi Winantya mengatakan progres DHE berjalan baik, baik dari sisi dampak terhadap devisa di pasar, maupun pada instrumen operasi moneter valas.
- Tingkat kepatuhan eksportir dalam menyimpan DHE SDA pada rekening khusus (reksus) sangat tinggi, yakni mencapai sekitar 95 persen.
- DHE belum serta merta meningkatkan cadangan devisa nasional.
Tekanan terhadap cadangan devisa tersebut juga dipengaruhi oleh pembayaran dividen, repatriasi keuntungan investor asing, serta pelunasan pinjaman luar negeri.
Pada kesempatan yang sama, dalam pemaparannya, Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan bahwa peningkatan konversi valas ke rupiah oleh eksportir seiring penerapan penguatan kebijakan DHE SDA turut mendukung tetap terkendalinya nilai tukar rupiah.
Rupiah sempat melemah pada September 2025 sebesar 1,05 persen point to point (ptp) dibandingkan dengan level pada akhir Agustus 2025 sejalan dengan ketidakpastian yang cukup tinggi.
Guna menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, BI pun menempuh langkah stabilisasi melalui intervensi di pasar spot dan pasar NDF baik di off-shore maupun on-shore (DNDF), serta pembelian SBN di pasar sekunder.
Menurut bank sentral, respons kebijakan ini memberikan hasil positif, tercermin dari perkembangan rupiah yang kembali menguat pada Oktober 2025.