Hanya Produksi 2 Tambang, Produksi Emas Freeport di 2025 Meleset 50 Persen dari Target

Achmad Fauzi Suara.Com
Senin, 24 November 2025 | 12:41 WIB
Hanya Produksi 2 Tambang, Produksi Emas Freeport di 2025 Meleset 50 Persen dari Target
Pekerja Tambang Freeport saat berada di area pertambangan bawah tanah Grasberg, Papua. [Ist]
Baca 10 detik
  • PT Freeport Indonesia memproyeksikan produksi emas 2025 turun 50 persen dari target 67 ton akibat insiden.
  • Longsor material basah di Grasberg Block Cave pada 8 September 2025 menghentikan produksi tambang bawah tanah.
  • Insiden tersebut menyebabkan tujuh karyawan kontraktor terperangkap dan ditemukan meninggal setelah proses pencarian.

Suara.com - PT Freeport Indonesia (PTFI) mengungkapkan produksi emas pada tahun 2025 akan meleset dari target. Hal ini imbas dari insiden longsornya area tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC), Tembagapura, Mimika, Papua Tengah pada September 2025 lalu.

Direktur Utama Freeport Indonesia, Tony Wenas, memaparkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) perusahaan mematok produksi emas sebesar 67 ton.

Namun, setelah adanya insiden tersebut, perusahaan menurunkan target dengan proyeksi produksi hanya 33 persen. Jumlah ini turun hingga 50 persen dari target RKAB.

Tony Wenas [Kadin Indonesia]
Tony Wenas [Kadin Indonesia]

"Namun, dengan adanya insiden di mana kita berhenti, insiden di tanggal 8 September, yaitu insiden luncuran material basah di tambang, menyebabkan kami hentikan semua produksi di tambang bawah tanah. ujarnya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (24/11/2025).

"Kami fokus pada pencarian ketujuh orang karyawan kami, karyawan kontraktor kami yang terperangkap di situ, dan mengakibatkan kami berhenti produksi itu hampir 50 hari keseluruhannya," sambung Tony

Menurutnya, insiden itu, membuat operasional tambang bawah tanah hanya beroperasi secara minimal. Tony menyebut, dari tiga area tambang bawah tanah hanya dua area yang bisa beroperasi.

Operasional dua area tambah batu bawah tanah itu juga baru beroperasi pada 28 Oktober 2025 lalu.

"Di satu kompleks yang sama adalah Graberg Block Cave, ini yang paling besar, ini yang terdampak dengan luncuran material basah tersebut, ini memproduksi dari bijinya sekitar 150 ribu ton per hari," ucapnya.

Tony menambahkan, kontribusi dua area tambang bawah tanah itu juga masih kecil untuk keseluruhan produksi. Di mana pada area Deep Mill Level Zone (DMLZ) hanya berkontribusia sebesar 60 ribu bijih emas per hari, kemudian area Big Gossan hanya beroperasi 10 ribu ton bijih emas per hari.

Baca Juga: Proses Evaluasi Longsor di Tambang PT Freeport Selesai Antara Maret atau April

"Jadi saat ini kami sudah memulai produksi sebesar kira-kira 70 ribu ton biji per hari, atau sekitar 30 persen dari kapasitas produksi kami sekitar 210 ribu ton," imbuhnya.

7 Karyawan Freeport Terjebak

Untuk diketahui, peristiwa longsor terjadi di dalam area tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) pada Senin (8/9) malam sekitar pukul 23.21 WIT.

Berdasarkan informasi yang dihimpun di Timika, Selasa, peristiwa longsor terjadi di dalam area tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) pada Senin (8/9) malam sekitar pukul 23.21 WIT.

Lokasi itu persis berada di bawah sekitar area tambang terbuka Grasberg yang sudah tidak lagi beroperasi sejak beberapa tahun lalu. Material basah (wetmuck) diduga berasal dari area panel GBC.

Sertidaknya, ada 7 karyawan yang terjebak atas insiden tersebut dan kesemuanya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, setelah pencarian selama sebulan.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI