- Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menempuh S1 Teknik Elektro ITB, kemudian bekerja lima tahun di Schlumberger Overseas sebelum melanjutkan S3 Ekonomi di Purdue University, AS.
- Purbaya hampir dicerai istrinya, Ida Yulidina, karena kesulitan belajar Ekonomi dan sempat berencana pulang, namun akhirnya belajar lebih giat dengan bantuan istri.
- Meskipun merasa kurang bekal latar belakang ekonomi, Purbaya berhasil menyelesaikan studi doktoralnya di Purdue University dengan predikat lulus tercepat.
Suara.com - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengenang masa-masa awal pendidikan hingga lanjut kuliah di luar negeri. Menariknya, ia hampir diceraikan sang istri, Ida Yulidina karena kesulitan di universitas.
Mulanya Purbaya bercerita kalau dia memiliki latar belakang pendidikan S1 di Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB) selama lima tahun.
Berbekal latar belakang engineer, Purbaya melanjutkan bekerja di Schlumberger Overseas, perusahaan teknologi energi global asal Perancis.
"Saya kerja di Schlumberger Overseas 5 tahun, itu perusahaannya juga sama. Kenapa kerja di situ? Itu yang paling diburu oleh lulusan ITB," kata Purbaya dalam wawancara yang dikutip di kanal YouTube Gita Wirjawan, Minggu (7/12/2025).
Selama lima tahun bekerja di sana, Purbaya berhasil mengumpulkan dana untuk melanjutkan pendidikan. Ia mengaku kalau bekerja di lapangan membuatnya bosan.
Sebab di sana dia mendapatkan gaji tinggi, hanya saja pekerjaannya melelahkan. Bendahara negara mengakui kalau dirinya kerap kali tidak tidur alias begadang hingga lima hari lima malam.
"Yah, kerja keras, duit banyak, tapi kerjanya kecapekan," lanjut Purbaya.
Bertemu istri dan lanjut kuliah S3
Tak lama setelah itu, Purbaya lalu berpacaran dengan Ida Yulidina yang kala itu hampir lulus kuliah. Sebelum menikah, dia diberi syarat untuk keluar dari pekerjaan serta lanjut kuliah S3.
Sembari bergurau, Purbaya mengatakan kalau ekonomi adalah jurusan yang gampang karena lebih banyak menghafal. Ia lalu memilih Purdue University di Indiana, Amerika Serikat, karena biaya pendidikannya dianggap masih terjangkau.
Baca Juga: Ujian Berat di Luar Lapangan, Tahun 2025 Jadi Momen Penuh Duka bagi Pratama Arhan
"Jadi saya pilih yang cukup bagus, yang cukup ekonomis. Saya pikir, Purdue lumayanlah. Saya pernah dengar, karena rektor saya dulu dari Purdue, lulusan Purdue, fisika atau matematika, jago fisika nuklir," beber dia.
Purbaya lalu menikah dengan istrinya dan pindah ke AS untuk menempuh pendidikan di sana. Dari yang awalnya menyepelekan, Purbaya akhirnya mengakui kalau jurusan Ekonomi ternyata sulit.
"Saya pikir gampang, mampuslah ternyata. Ternyata itu susah banget. - Saya pikir susah sekali itu, di ITB saja enggak sesusah ini. Di ITB saya agak badung, banyak main. Di sini sudah belajar mati-matian, enggak ngerti juga," kenang Purbaya.
Purbaya pun menceritakan kesulitan belajarnya kepada sang istri. Ia membujuknya untuk pulang ke Indonesia untuk meninggalkan kuliahnya.
Ida Yulidina sempat menyetujui permintaan itu. Tapi setelah di Indonesia, dia bakal menceraikan Purbaya.
"Istri saya bilang apa? 'Oke Juni kita pulang. Sampai Indonesia, sampai Jakarta, kamu saya cerai.' Pusing lah gua. Sudah rugi, sudah keluar kerja, duit sudah habis sebagian. Nanti istri hilang juga. Itu total loss namanya," papar dia.