Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat

Rabu, 10 Desember 2025 | 11:11 WIB
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Ilustrasi warga berbelanja kebutuhan pokok di salah satu swalayan di Jakarta. [Suara.com/Alfian Winanto]
Baca 10 detik
  • Survei Inventure–Alvara 2025 menunjukkan 87 persen responden percaya kebijakan Menkeu Purbaya.
  • Meskipun optimis, perilaku belanja konsumen belum kembali normal karena tekanan daya beli masih ada.
  • Sebanyak 72 persen responden yakin ekonomi Indonesia akan tumbuh dalam 12 bulan ke depan.

Suara.com - Di tengah tekanan daya beli yang melemah, survei terbaru menunjukkan perubahan penting dalam psikologi konsumen. 

Masyarakat mulai menaruh harapan pada arah kebijakan pemerintah, terutama pada langkah Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, meski perilaku belanja mereka belum kembali normal.

Survei Inventure–Alvara 2025 mencatat bahwa 87 persen responden mengaku, mendapatkan peningkatan rasa percaya diri dari kebijakan pemerintah yang dipimpin Menkeu Purbaya.

Temuan ini menandai awal munculnya pemulihan kepercayaan publik, walaupun kondisi ekonomi masih menekan aktivitas konsumsi.

Managing Partner Inventure, Yuswohady, menilai perubahan sentimen itu sebagai dinamika psikologis penting. 

"Kepercayaan publik terhadap arah kebijakan pemerintah adalah modal psikologis yang sangat kuat. Optimisme ini muncul lebih cepat dibanding pemulihan daya beli, sehingga konsumen merasa lebih percaya diri meski masih menahan belanja," ujarnya di Jakarta, Selasa (10/12/2025).

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa saat diwawancara mantan Menteri Perdagangan RI Gita Wirjawan. [Screenshot YouTube Gita Wirjawan]
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa saat diwawancara mantan Menteri Perdagangan RI Gita Wirjawan. [Screenshot YouTube Gita Wirjawan]

Survei tersebut juga menunjukkan bahwa ekspektasi publik terhadap ekonomi nasional menguat. 

Sebanyak 72 persen responden menyatakan keyakinannya bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh dalam 12 bulan mendatang, sedangkan hanya 2 persen yang memperkirakan penurunan. 

Meski demikian, inflasi dan stagnasi pendapatan membuat banyak keluarga belum mampu meningkatkan konsumsi sehari-hari.

Baca Juga: Anak Buah Purbaya Bocorkan Skema Anggaran Pemulihan Bencana Sumatra

"Mereka tetap frugal, tetapi kini lebih yakin bahwa kondisi akan bergerak ke arah yang lebih baik," ujarnya. 

CEO Alvara Research Center, Hasannudin Ali, menjelaskan bahwa konsumen saat ini berada di fase transisi antara kehati-hatian dan harapan. 

"Optimisme makro sudah bergerak, tetapi optimisme mikro yang terkait langsung dengan kondisi dompet rumah tangga masih tertahan," jelasnya.

Situasi ini menciptakan tekanan sekaligus peluang bagi pelaku industri. 

Pelaku usaha dapat mengambil momentum dari meningkatnya kepercayaan terhadap kebijakan pemerintah, tetapi keberhasilan pemulihan konsumsi tetap bergantung pada langkah pemerintah meredam harga, memperluas akses pembiayaan, dan menguatkan prospek pendapatan masyarakat.

"Konsumen percaya ekonomi akan pulih, tetapi mereka tetap berperilaku frugal sampai perbaikan benar-benar terasa pada pendapatan dan harga kebutuhan," pungkasnya.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI