Suara.com - Superbank, atau PT Super Bank Indonesia (SUPA), tengah bersiap membuat gebrakan besar di pasar modal Indonesia. Bank digital yang sedang naik daun ini akan segera melakukan Penawaran Perdana Saham (IPO).
Ini adalah langkah strategis yang akan mengubah peta industri perbankan digital di Tanah Air.
Superbank berencana melepas sejumlah besar saham, yaitu maksimal 4,40 juta lembar saham baru. Jumlah ini setara dengan 13% dari total modal perusahaan setelah IPO.
Dengan harga penawaran yang dipatok di kisaran Rp 525 hingga Rp 695 per saham, Superbank berpotensi mengumpulkan dana segar hingga mencapai Rp 3,06 triliun!
Dana sebesar ini tentu akan menjadi amunisi kuat bagi Superbank untuk mengembangkan layanannya dan bersaing di pasar bank digital yang semakin ketat.
Siapa Nakhoda Superbank?
Di balik transformasi Superbank, ada sosok bankir senior yang sudah kenyang pengalaman, yaitu Tigor Siahaan. Ia menjabat sebagai Presiden Direktur Superbank sejak Januari 2022.
Penunjukan ini terjadi tak lama setelah Superbank diakuisisi oleh Grup Emtek, yang saat itu masih bernama Bank Fama International.
Tigor Siahaan bukanlah nama baru. Ia memiliki karier gemilang di industri perbankan selama lebih dari 30 tahun.
Baca Juga: Ribut Saham Gorengan, Insentif Pasar Modal untuk Apa?
Ia pernah berkarya di Citibank Indonesia selama dua dekade, memulai dari posisi Management Associate pada 1995 hingga mencapai jabatan puncak sebagai Country Chief Operating Officer (CCO) pada 2011–2015.
Tigor bahkan tercatat sebagai orang Indonesia pertama yang berhasil menduduki posisi tertinggi di bank global asal Amerika Serikat tersebut.
Dari Bank Konvensional Menjadi Bank Digital
Superbank sendiri memiliki sejarah panjang. Sebelumnya, perusahaan ini dikenal sebagai PT Bank Fama International, sebuah lembaga keuangan yang didirikan di Bandung pada tahun 1993.
Setelah hampir tiga dekade beroperasi sebagai bank konvensional, perusahaan ini melakukan transformasi radikal.
Pada tahun 2023, Bank Fama secara resmi berganti nama menjadi Superbank dan memindahkan kantor pusatnya ke Jakarta. Perubahan ini menandai dimulainya era baru Superbank sebagai bank digital yang fokus pada inovasi dan layanan berbasis teknologi.