- Pemulihan listrik di Aceh terhambat karena medan sulit dan curah hujan tinggi pascabanjir.
- BMKG memprediksi curah hujan di Aceh Desember 2025 mencapai 300–400 mm, menunda perbaikan infrastruktur.
- Hujan intensitas tinggi berpotensi memicu bencana hidrometeorologi susulan di wilayah Aceh dan sekitarnya.
Suara.com - Listrik di Aceh masih menjadi momok, karena beberapa wilayah masih gelap gulita. Hal ini dikarenakan, proses pemulihan listrik terkendala medan yang sulit dan curah hujan yang masih tinggi.
Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Guswanto, menjelaskan curah hujan yang masih tinggi di Aceh menjadi salah satu faktor yang harus diantisipasi pascabanjir, khususnya pada pemulihan sistem kelistrikan sehingga harus dilakukan secara bertahap dengan langkah hati-hati dan sinergi lintas sektor.
"Pada Desember 2025 curah hujan di Aceh, terutama di wilayah Tamiang, diperkirakan masih berada pada kisaran 300–400 mm per bulan. Kondisi tersebut berdampak langsung pada proses perbaikan infrastruktur yang terdampak banjir. Curah hujan tinggi mengakibatkan pemulihan infrastruktur, terutama sistem kelistrikan, menjadi terhambat. Oleh karena itu, proses pemulihan memang harus dilakukan secara bertahap," ujarnya seperti dikutip, Selasa (16/12/2025).
![Foto udara Sejumlah kendaraan melintasi genangan banjir yang merendam jalan lintas nasional Banda Aceh-Medan di Desa Ladang Rimba, Trumon Tengah, Aceh Selatan, Aceh, Senin (1/12/2025). [ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/YU]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/12/02/89360-bencana-banjir-sumatera-banjir-aceh.jpg)
Guswanto menuturkan, hujan yang terus terjadi setelah banjir menimbulkan tantangan tersendiri dalam percepatan pemulihan jaringan listrik.
Tanah yang masih jenuh air, akses jalan yang belum sepenuhnya pulih, serta kondisi cuaca yang tidak stabil dapat memperlambat mobilisasi petugas dan peralatan ke lokasi terdampak.
"Meski demikian, pihak PLN telah memiliki prosedur penanganan khusus dalam proses pemulihan kelistrikan di daerah bencana," jelasnya.
Berdasarkan data BMKG, secara umum kondisi curah hujan di Aceh pada Desember 2025 diperkirakan masih berada pada kategori hujan intens. Peta prakiraan menunjukkan sebagian besar wilayah Sumatra bagian utara, termasuk Aceh, masih didominasi oleh curah hujan yang relatif tinggi.
Kondisi tersebut menandakan bahwa aktivitas hujan masih berlangsung secara konsisten sepanjang Desember 2025, seiring dengan puncak musim hujan di wilayah barat Indonesia. Oleh karena itu, Guswanto menekankan pentingnya kewaspadaan semua pihak, baik pemerintah daerah maupun masyarakat.
"Hujan dengan intensitas tinggi dan durasi yang panjang berpotensi meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi susulan, seperti banjir, genangan, dan tanah longsor. Risiko ini terutama perlu diwaspadai di wilayah dataran rendah, daerah aliran sungai, serta kawasan perbukitan," imbuhnya.
Baca Juga: Bahlil Bicara Kapan Listrik di Aceh Bisa Normal Kembali