- Akses vital Lintas Timur Aceh, Bireuen hingga Aceh Utara, pulih terbatas sejak 19 Desember menggunakan Jembatan Bailey Awe Geutah.
- BPJN Aceh melaporkan berbagai ruas penting lainnya telah berfungsi kembali untuk memulihkan distribusi logistik dan ekonomi daerah.
- Target Kementerian PU adalah menyelesaikan seluruh jembatan darurat akhir Desember, memulihkan mobilitas ekonomi Aceh awal 2026.
Suara.com - Angin segar berhembus bagi para pelaku usaha dan pengemudi logistik di wilayah Lintas Timur Aceh.
Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Aceh melaporkan bahwa akses vital yang menghubungkan Kota Bireuen hingga perbatasan Aceh Utara kini mulai normal pascabencana banjir bandang dan longsor yang sempat memutus urat nadi ekonomi daerah tersebut.
Perbaikan jalur khusus ini menjadi prioritas karena perannya yang krusial dalam mendistribusikan kebutuhan pokok dari Banda Aceh menuju Sumatera Utara maupun sebaliknya.
Salah satu titik paling kritis dalam pemulihan ini adalah ruas Kota Bireuen–Batas Bireuen/Aceh Utara.
Jalur ini sempat lumpuh total, namun sejak 19 Desember 2025, konektivitas kembali terhubung melalui jalur alternatif menggunakan Jembatan Bailey di Awe Geutah.
Meski saat ini akses masih diberlakukan secara terbatas, fungsionalnya jembatan darurat ini memberikan dampak instan terhadap kelancaran arus barang yang sempat tertahan selama berhari-hari.
![Pemulihan jalan nasional di Aceh pascabanjir dan longsor. [Pu.go.id]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/12/29/43180-pemulihan-jalan-nasional-di-aceh-pascabanjir-dan-longsor.jpg)
"Kementerian PU terus berusaha agar akses ini kembali fungsional secepat mungkin. Jalan dan jembatan merupakan urat nadi pergerakan masyarakat dan distribusi logistik,” tegas Menteri PU, Dody Hanggodo, dalam keterangannya, Rabu (24/12/2025).
Tidak hanya di Bireuen, percepatan perbaikan juga terlihat di titik-titik penyokong Lintas Timur lainnya:
- Ruas Meureudu–Bireuen: Sudah fungsional sejak 12 Desember pasca-penimbunan oprit jembatan yang runtuh.
- Ruas Lhokseumawe–Langsa: Pembersihan sedimen rampung sejak 10 Desember, memperlancar arus truk pengangkut komoditas.
- Ruas Langsa–Kuala Simpang hingga Sumut: Per 19 Desember, jalur menuju perbatasan Sumatera Utara sudah dapat dilalui seluruh jenis kendaraan, meskipun proses pembersihan sisa lumpur dan material kayu masih terus berjalan di bahu jalan.
Pulihnya akses Bireuen-Aceh Utara di pengujung Desember ini memiliki nilai strategis secara ekonomi.
Baca Juga: Akses Jalan Nasional Aceh Mulai Normal, Kementerian PU Kebut Pemulihan Pascabanjir dan Longsor
Terbukanya jalur ini mencegah terjadinya bottleneck atau penumpukan logistik yang berisiko memicu inflasi harga barang di wilayah Aceh Utara dan Lhokseumawe akibat kelangkaan stok.
Selain lintas timur, Kementerian PU juga melaporkan perbaikan signifikan di jalur penyangga, yakni ruas Kota Bireuen–Batas Bener Meriah yang sudah fungsional sejak 18 Desember berkat pemasangan Jembatan Bailey di Teupin Mane.
Dengan target penyelesaian seluruh jembatan darurat (Bailey) pada akhir Desember, diharapkan mobilitas ekonomi Aceh pada awal tahun 2026 sudah kembali ke level normal, memastikan para pelaku UMKM dan perusahaan distribusi dapat beroperasi tanpa hambatan infrastruktur yang berarti.