- Kinerja industri pengolahan nasional tertekan akibat kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat dan gejolak geopolitik Timur Tengah.
- Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Desember 2025 melambat ke 51,90 karena tekanan dari faktor eksternal tersebut.
- Tarif AS dan konflik geopolitik memengaruhi pasokan bahan baku impor serta kinerja ekspor manufaktur Indonesia.
Ia menambahkan, kombinasi antara tarif resiprokal Amerika Serikat dan ketegangan geopolitik global ikut memengaruhi pergerakan indeks kepercayaan industri, termasuk korelasi dengan indikator lain.
"Pada bulan-bulan yang tadi disebutkan itu terjadi juga selain IKI sedikit menurun, PMI juga di bawah 50," ucapnya.
Febri menegaskan, meski menghadapi tekanan global, kondisi industri nasional secara umum masih menunjukkan daya tahan. Sebagian besar subsektor industri pengolahan masih berada di zona ekspansi sepanjang Desember 2025.
Kemenperin mencatat, dari 23 subsektor industri pengolahan yang dianalisis, sebanyak 17 subsektor masih mengalami ekspansi dan memberikan kontribusi dominan terhadap PDB industri pengolahan nonmigas.