Ekspor Kakao Indonesia Terancam Turun Akibat Ulah Donald Trump

Dicky Prastya Suara.Com
Senin, 24 November 2025 | 22:06 WIB
Ekspor Kakao Indonesia Terancam Turun Akibat Ulah Donald Trump
Ilustrasi kakao. Foto: Petani kakao Ketut Sumarna di Jembrana, Bali menunjukkan kakao miliknya di sebuah kebun. [ANTARA/Gembong Ismadi]
Baca 10 detik
  • Kemenkeu mewanti-wanti dampak tarif resiprokal 19 persen dari Presiden AS Donald Trump terhadap industri kakao Indonesia.
  • Tarif baru tersebut diperkirakan menyebabkan harga kakao Bali mahal dan penurunan signifikan pada nilai ekspor nasional.
  • Penurunan ekspor kakao Bali berpotensi memengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah hingga mencapai 0,7 persen.

Suara.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mewanti-wanti keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump soal tarif resiprokal 19 persen ke Indonesia. Kebijakan tarif Trump ini bakal berdampak pada nasib industri kakao Tanah Air.

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Bali (Kanwil DJPB Bali) Kemenkeu, Muhamad Mufti Arkan mengungkapkan bahwa ekspor kakao dari Bali ke AS bisa terkendala tarif Trump.

"Itu nanti dampaknya kalau 19 persen maka harganya kakao akan jadi mahal, dan juga penjualan pasti akan menurun," katanya saat ditemui di Denpasar, Bali, Senin (24/11/2025).

Akibat penjualan turun, Mufti menyebut kalau itu turut berdampak pada nilai ekspor. Ini pun berefek pada pertumbuhan ekonomi di Bali yang juga bakal turun.

Mufti memperkirakan kalau nilai ekspor kakao dari Bali ke AS setelah tarif Trump berlaku bakal berpengaruh ke pertumbuhan ekonomi Bali hingga 0,7 persen.

"Kami sudah hitung, akan berdampak ke pertumbuhan kurang lebih 0,2 hingga 0,7 persen," lanjut dia.

Mufti mengklaim kalau industri kakao berdampak besar ke perekonomian Bali. Provinsi itu mencatat pertumbuhan  produk domestik regional bruto (PDRB) 5,88 persen.

"Penyumbangnya adalah dari pertanian, perkebunan, kemudian dari kehutanan. Salah satunya adalah kakao," imbuhnya.

Industri kakao juga dianggapnya menjadi penyelamat Bali selama pandemi Covid-19 tahun 2020 lalu. Bali yang selama ini mengandalkan sektor pariwisata amat terdampak dengan virus corona.

Baca Juga: Kembang-Kempis Industri Kakao Indonesia, Puluhan Pabrik Coklat Tutup

Sejak itu, para pekerja di industri pariwisata Bali pindah ke kakao. Namun setelah Covid-19, mereka kembali bekerja ke sektor tersebut.

"Begitu selesai pandemi, di Bali berkurang sangat drastis ya, karena mereka kembali ke pariwisata," jelasnya.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI