Persik Kediri yang datang sebagai tim tamu sukses mencuri tiga poin penuh setelah menang 3-0 atas Singo Edan.
Kekalahan itu sendiri sudah menjadi pukulan berat bagi Arema FC, namun insiden pelemparan bus menjadi noda tambahan yang membuat situasi semakin memprihatinkan.
Pihak Arema FC menegaskan bahwa mereka tidak akan tinggal diam.
Investigasi penuh akan diminta kepada kepolisian setempat untuk mengungkap pelaku penyerangan secara transparan.
Mereka juga berjanji akan terus berbenah dan meningkatkan sistem pengamanan agar insiden serupa tidak kembali terulang.
Peristiwa ini juga menjadi pengingat bagi semua pihak bahwa sepak bola Indonesia masih rentan dengan tindakan-tindakan anarkis dari oknum yang tidak memahami esensi sportivitas.
Dukungan fanatik kepada klub tidak seharusnya berujung pada kekerasan, terutama jika mengingat luka mendalam yang masih tersisa akibat Tragedi Kanjuruhan.
Jika tidak segera diatasi dengan tindakan nyata, insiden seperti ini bisa merusak upaya kolektif untuk membangun sepak bola nasional yang aman, berbudaya, dan mendunia.
Masyarakat sepak bola kini menunggu ketegasan pihak berwenang serta komitmen semua pihak untuk menjadikan stadion sebagai ruang aman dan menyenangkan untuk semua.
Baca Juga: Sebelum Dilempari Batu, Pemain Persik Kirim Doa di Pintu 13 untuk Korban Tragedi Kanjuruhan