Suara.com - Timnas Makau U-23 akan menjadi lawan Timnas Indonesia U-23 di Kualifikasi Piala Asia U-23 2026, berikut sejumlah fakta menarik mereka.
Timnas Makau U-23 tergabung satu grup dengan Timnas Indonesia U-23 di Kualifikasi Piala Asia U-23 2026.
Kedua tim tergabung dalam Grup J, bersama Korea Selatan dan wakil Asia Tenggara lainnya, yakni Laos.
Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 diikuti 44 tim yang terbagi menjadi 11 grup guna memperbutkan 15 tiket.
Nantinya ada 11 juara grup dan empat runner-up terbaik yang akan lolos ke Piala Asia U-23 2026.
Dari segi kualitas, Makau bukan ancaman bagi Gerald Vanenburg dan anak asuhnya di pertandingan nanti.
Meski begitu, Makau tetap harus dihormati sebagai lawan yang memiliki sejumlah fakta menarik.
Lantas apa saja fakta menarik dari Timnas Makau U-23 jelang Kualifikasi Piala Asia U-23 2026? berikut di antaranya.
1. Ranking FIFA
Baca Juga: Lawan Korea Selatan, Gerald Vanenburg: Ini Kandang Kita, Harus Menang!

Timnas Makau berada di peringkat ke-193 FIFA saat ini, negara ini tak pernah berada di papan atas.
Peringkat terendah Makau ada di angka 204 pada Juli 2024, dan tertinggi di peringkat ke-156 pada 1997.
Jika dibandingkan dengan Indonesia tentu sangat jauh, maka dari itu Makau bukan saingan berat.
2. Pelatih
Pelatih Timnas Makau U-23 berasal dari Hong Kong, yakni Kar Lok Kenneth Kwok.
Sosok yang sangat berpengalaman yang juga mantan pelatih Timnas Hong Kong.

Kenneth Kwok ditunjuk sebagai pelatih Timnas Makau U-23 pada November 2024 lalu.
Selain menukangi tim kelompok umur, Kenneth Kwok juga menjabat manajer Timnas Makau senior.
3. Bikin Sulit Indonesia
Meski rankingnya rendah, Timnas Makau U-23 pernah menyulitkan Indonesia di ajang yang sama pada 2012 silam.
Tepatnya di Kualifikasi Piala Asia U-23 2013, Indonesia hanya bisa menang 2-1 atas Makau.
Padahal skuad muda Garuda bermain di kandang sendiri, yakni di Stadion Utama Riau, Pekanbaru.
Hendra Adi Bayauw kala itu menjadi pahlawan Indonesia dengan dua gol yang ia ciptakan.
Itulah sejumlah fakta menarik tentang Timnas Makau U-23 yang akan menjadi lawan Indonesia di ajang Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 mendatang.
Meskipun secara peringkat dan reputasi internasional Makau masih berada jauh di bawah Indonesia, bukan berarti mereka dapat diremehkan begitu saja.
Sejarah mencatat bahwa tim-tim kecil kadang mampu memberikan kejutan, apalagi jika lawan lengah dan terlalu percaya diri.
Laga melawan Makau menjadi momentum penting bagi pelatih Gerald Vanenburg untuk memaksimalkan performa anak asuhnya dan mengamankan poin penuh sejak pertandingan awal.
Tidak hanya sebagai ajang unjuk kekuatan, pertandingan ini juga menjadi kesempatan untuk membangun kepercayaan diri dan konsistensi sebelum menghadapi lawan-lawan yang lebih tangguh seperti Korea Selatan dan Laos.
Kehadiran pelatih Kenneth Kwok, yang memiliki latar belakang kuat di sepak bola Hong Kong, turut memberi dimensi baru pada permainan Makau U-23.
Di bawah arahannya, Makau bisa saja tampil lebih terorganisir dan mengejutkan jika diberikan ruang.
Selain itu, pengalaman historis yang menunjukkan bahwa Makau pernah menyulitkan Indonesia di ajang serupa tahun 2012 patut menjadi pengingat bahwa dalam sepak bola, segala sesuatu bisa terjadi di lapangan.
Kualifikasi Piala Asia U-23 bukan hanya soal siapa yang lebih unggul di atas kertas, tetapi juga soal strategi, mentalitas, dan eksekusi.
Oleh karena itu, laga melawan Makau akan menjadi ujian awal yang penting bagi Indonesia untuk menunjukkan kesiapan mereka dalam berburu satu dari 15 tiket menuju putaran final Piala Asia U-23 2026.
Bagi publik Tanah Air, dukungan penuh tentu akan sangat berarti untuk membantu tim Garuda Muda tampil maksimal.
Para pemain muda Indonesia membawa harapan besar untuk mengharumkan nama bangsa di level Asia, dan setiap pertandingan adalah langkah penting menuju tujuan tersebut.
Dengan segala persiapan dan pengalaman yang telah dimiliki, Indonesia patut optimis.
Namun tetap, kewaspadaan terhadap tim seperti Makau adalah kunci agar langkah menuju Piala Asia U-23 tidak terhambat sejak awal.
Jangan sampai meremehkan lawan membuat kita tersandung oleh sejarah yang seharusnya menjadi pelajaran.
Kontributor: Eko