"Saya dibesarkan sebagai orang Indisch," tegas Heitinga.
Untuk informai, penggunaan kata 'Indisch' lazim digunakan oleh orang-orang peranakan Belanda dan Indonesia. Kata itu sendiri memiliki arti Hindia atau bisa juga mengandung makna percampuran kebudayaan antara Belanda dan Indonesia, khususnya bduaya Jawa.
Kata 'Indisch' kemudian diganti dengan Indonesisch yang berarti Indonesia. Kata Indonesisch diperkenalkan oleh Profesor Cornelis van Vollenhoven.

Kembali ke Heitinga, pemain yang juga pernah bermain di Atletico Madrid itu menjelaskan bahwa hubungannya dengan sang nenek sangat hangat. Unsur budaya Indonesia kerap ditunjukkan sang nenek dan itu sangat disukai oleh Heitinga.
"Kemarin saya menelepon nenek saya untuk bertanya apakah saya bisa datang untu makan malam. Ia menjawab, enak saja. Meski ia sudah menyiapkan buah bit dan kentang. Itu sedikit mengecewakan bagi saya, nenek kemudian memasakkan nasi dan babi kecap untukku," cerita Heitinga.
Johnny Heitinga dengan tegas juga mengatakan bahwa ia memiliki ikatan yang sangat dekat dengan keluarga besarnya di Indonesia.
"Saya memiliki ikatan yang sedikit lebih dekat dengan keluarga Indonesia dibandingkan dengan keluarga Belanda saya," kata Heitinga.
"Saya orang yang sangat mencintai keluarga, itu juga sifat orang Indonesia yang ada dalam diri saya," tegasnya.
Johnny Heitinga pensiun sebagai pemain pada 2016. Ia kemudian sempat menjadi asisten pelatih di tim U-21 Ajax.
Baca Juga: Pemain Keturunan Indonesia Bekas Anak Didik Simon Tahamata Dikontrak Klub Juara Liga Champions
Sejak 2016 hingga 2021, Heitinga tercatat menjadi bagian kepelatihan tim muda Ajax. Pada Januari 2023 ia ditunjuk menjadi pelatih sementara Ajax dan menjalani 22 pertandingan.
Saat menjadi pelatih di tim muda Ajax, Heitinga diketahui juga melatih sejumlah pemain keturunan Indonesia seperti Jasper ter Heide, Mitchel Bakker, Pascal Struijk, hingga Tristan Gooijer.
(Antara)