Hindari Fitnah, Dedi Mulyadi Tunjukkan Bukti Ambil Gepokan Rp800 Juta dari Bank untuk Persib

Yohanes Endra Suara.Com
Selasa, 27 Mei 2025 | 10:37 WIB
Hindari Fitnah, Dedi Mulyadi Tunjukkan Bukti Ambil Gepokan Rp800 Juta dari Bank untuk Persib
Dedi Mulyadi beri bonus Rp 1 miliar ke pemain Persib (YouTube)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memberikan uang senilai Rp1 miliar sebagai bonus untuk para pemain Persib atas kemenangan di BRI Liga 1.

Pada saat penyerahan bonus tersebut, Dedi Mulyadi mengatakan bahwa dana berasal dari uang pribadi, bukan menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Setelah menyerahkan uang bonus senilai Rp1 miliar kepada para pemain Persib, Dedi Mulyadi merasa perlu menjelaskan sumber dana yang ia gunakan.

Melalui unggahan terbaru di akun Instagram pribadinya, Dedi mengunggah rekaman saat dirinya mengambil uang tunai dari bank.

“Mau ngambil uang untuk bonus pemain Persib,” kata Dedi Mulyadi melalui akun Instagram @dedimulyadi71 dikutip pada Selasa, 27 Mei 2025.

Dedi Mulyadi beri bonus Rp 1 miliar ke pemain Persib (YouTube)
Dedi Mulyadi beri bonus Rp 1 miliar ke pemain Persib (YouTube)

Ia menjelaskan bahwa langkah itu diambil agar masyarakat tidak menyangka bahwa uang tersebut berasal dari kas negara.

“Kenapa saya sampai diceritakan seperti ini? Agar tidak jadi fitnah bahwa uang yang saya sumbangkan bukan uang negara, tapi uang pribadi,” kata Dedi Mulyadi sambil masuk ke dalam bank yang dituju.

Sesampainya di meja teller, Dedi Mulyadi langsung disambut dan ditanya berapa jumlah penarikan yang diinginkan.

Dedi lalu menyerahkan kartu ATM-nya kepada teller dan mengatakan ingin mengambil uang tunai sejumlah Rp800 juta.

Baca Juga: Nostalgia Juara yang Merindingkan: Ketika Bobotoh Kembali Getarkan Hati Legenda Persib

Ia sekaligus menjelaskan sisa dana sebanyak Rp200 juta yang telah ia dapatkan sebelumnya adalah dari hasil penjualan sapi.

“Saya ngambil Rp800 juta, buat bonus Persib. Dari sini Rp800 juta, di rumah sudah ada. Saya jual sapi empat ekor, satu ekornya Rp50 juta jadi dapat Rp200 juta, jadi (total) Rp1 miliar,” terang Dedi.

Dedi lalu berseloroh dan menyindir Bank Jabar (BJB) yang menurutnya tidak memberikan bonus untuk Persib meskipun klub tersebut membawa harum nama Jawa Barat.

“Abis BJB enggak kasih bonus,” ucapnya.

“Saya mah rugi sama Bank Jabar, muji-muji terus, bagus-bagusin terus, tapi honor tidak boleh terima,” lanjut Dedi.

Unggahan Dedi Mulyadi tersebut langsung dibanjiri komentar dari para warganet.

“Ngeri amat pakai uang sendiri, bukan APBD. Yaa Rabbana,” tulis akun @usta***

“Keluar Rp1 miliar semoga Allah kasih berlipat-lipat untuk Pak Dedi,” kata akun @vian***

“Setuju sih dengan cara KDM buat video pengambilan uangnya, dari awal berusaha kasih transparansi, keren!” komen akun @lest***

“Masya Allah pak salut. Biar gak dosa juga menyebabkan orang lain buruk sangka,” ujar akun @ghyi***

“Karena masyarakat memang butuh validasi, uang apa ini? dapat dari mana?” kata akun @arwa***

Kebijakan Kontroversial Dedi Mulyadi

Dedi Mulyadi - Aura Cinta (YouTube)
Dedi Mulyadi - Aura Cinta (YouTube)

Dedi Mulyadi belakangan namanya ramai disorot usai menyampaikan kebijakan untuk mengirim anak-anak bermasalah ke barak militer.

Ide tersebut ternyata menuai pro dan kontra dari berbagai pihak.

Anggota DPR RI Verrell Bramasta menyoroti bahwa kebijakan gubenur Jawa Barat itu kurang tepat lantaran mengirim anak bermasalah ke barak militer hanya akan membentuk karakter anak-anak yang keras.

Selain itu, pengamat politik Rocky Gerung juga menilai bahwa kebijakan Dedi Mulyadi tersebut adalah pemikiran dangkal.

Meski mendapatkan kritik dari sejumlah tokoh, tidak sedikit juga yang memberikan dukungan terhadap kebijakan Dedi Mulyadi tersebut.

Salah satu dukungan yaitu dari Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai.

Selain kebijakan mengirim anak bermasalah ke barak militer, sederet kebijakan Dedi Mulyadi yang tuai kontroversi di antaranya adalah vasektomi untuk syarat bantuan sosial (bansos), larangan study tour di sekolah, larangan wisuda untuk anak TK hingga SMA, dan sebagainya.

Kontributor : Rizka Utami

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI