Suara.com - Atalarik Syach merayakan ulang tahun pada Senin, 2 Juni 2025.
Sayang, momen pertambahan usia malah dilalui Atalarik Syach dengan kunjungan ke Pengadilan Negeri Cibinong, Bogor, Jawa Barat terkait sengketa lahan dengan Dede Tasno.
Berbicara tentang suasana getir di tengah perayaan ulang tahunnya, Atalarik Syach tak menampik bahwa ada rasa kesedihan dalam batinnya. "Ya sedih lah," kata dia.
Atalarik Syach masih meyakini bahwa dirinya adalah korban dalam kasus sengketa lahan dengan Dede Tasno.
Sudah sejak tahun 2000, Atalarik Syach mencatatkan kepemilikan lahan, dan membangun rumah di sana pada 2003.
"Saya tinggal di sana dari 2003, kepemilikan tanah dari 2000," jelas Atalarik.
Sedang gugatan dari Dede Tasno baru muncul di 2015, dan Atalarik Syach pun merasa Pengadilan Negeri Cibinong belum memutus perkara dengan memenangkan pihak lawan.
"Ada gugatan tahun 2015, sampai sekarang belum selesai," kata Atalarik.
Baca Juga: Ngotot Merasa Tak Serobot Tanah Orang, Atalarik Syach Sebut Uang Tebusan Rp850 Bukan Idenya
Beruntung, Atalarik Syach punya anak-anak yang senantiasa memberikan dukungan moral bagi ayah mereka.
Kado sederhana berupa ucapan selamat ulang tahun dari sang anak, dianggap Atalarik Syach sebagai pemanis di tengah kegetiran.
"Aku dapet kado romantis banget. Dedek bikin birthday card sendiri," beber Atalarik.
Atalarik Syach juga sudah terbiasa tidak membuat perayaan khusus untuk ulang tahunnya, seperti yang biasa orang-orang lakukan.
![Atalarik Syach ditemui di rumahnya kawasan Cibinong, Bogor pada Jumat, 16 Mei 2025. Kasus sengketa tanah Atalarik dengan Dede Tasno berakhir damai setelah sang aktor mau membayar uang Rp850 juta. [Rena Pangesti/Suara.com]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/05/16/66236-atalarik-syach-atalarik-syah.jpg)
"Memang di rumah saya nggak biasa merayakan ulang tahun. Jadi, memang nggak ada apa-apa," jelas Atalarik.
Namun di hari ulang tahunnya ini, Atalarik Syach tetap berharap pemerintah lebih bisa melindungi hak-hak masyarakat, khususnya bagi mereka para pemilik tanah.
"Semoga pemerintah bisa menjamin masyarakatnya hidup tenang, karena udah momok sekali ya masalah tanah," keluh Atalarik.
Atalarik Syach butuh ketenangan hidup setelah kegaduhan dengan Tsania Marwa berakhir.
Masalah sengketa tanah cuma menambah beban pikiran Atalarik Syach, yang saat ini ingin mulai fokus berkarya lagi sebagai artis.
"Saya ingin masalah saya beres, ingin hidup tenang sama anak-anak. Saya masih ingin terus berkarya. Saya ingin lebih berkarya saja," tegas Atalarik.
Sengketa tanah kediaman Atalarik Syach dengan Dede Tasno baru terungkap setelah Pengadilan Negeri Cibinong melakukan upaya pengosongan lahan pada 15 Mei 2025.
Kala itu, Atalarik Syach melalui Instagram mengabarkan bahwa dirinya dan keluarga tidak diberi tahu lebih dulu kalau akan ada eksekusi lahan.
Atalarik Syach juga sempat berbagi cerita tentang bagaimana petugas yang datang tidak mau memberikan informasi lebih detail tentang pelaksanaan eksekusi.
Untuk saat ini, masalah dianggap selesai karena Attila Syach menyanggupi pembayaran pembebasan lahan tempat rumah Atalarik berdiri ke pihak Dede Tasno senilai Rp850 juta.
Attila Syach sudah menyetor uang muka senilai Rp300 juta, dengan sisanya akan dilunasi dalam waktu tiga bulan dari kesepakatan.
Namun, Atalarik Syach menyatakan tidak pernah meminta Attila menuruti tuntutan pihak Dede Tasno untuk melakukan pembayaran.
"Kemarin tuh sebenarnya bentuk inisiatif adik saya aja," beber Atalarik.
Atalarik Syach pribadi masih merasa dizalimi karena diminta mengosongkan lahan yang terdaftar atas namanya sendiri.
"Kan nggak mungkin, seorang artis, publik figur, dengan mudahnya ambil lahan orang. Nggak mungkin," keluh Atalarik.
Atalarik Syach masih berencana mengambil langkah lanjutan untuk memperjuangkan lahan sengketa yang sudah puluhan tahun jadi haknya.
"Masih akan kami pelajari. Masih harus dipelajari dulu, karena semuanya jadi tahapan baru lagi," ucap Atalarik.