Suara.com - Verra Oktavianti, seorang konsultan bisnis sekaligus owner BeautyBiz ini merasa keberatan dengan pernyataan Dokter Richard Lee di Instagram Story, beberapa waktu lalu.
Hal ini terkait dengan tudingan dr Richard Lee soal adanya dugaan pemerasan enam oknum dokter kepada para owner skincare.
Melalui pernyataan resmi kepada Suara.com, Verra Oktavianti memberikan hak jawab atas namanya yang disebut dr Richard Lee dalam unggahannya.
Verra menyatakan apa yang dikatakan dr Richard Lee tidak memiliki dasar bukti dan merupakan sebuah kebohongan.
![Verra Oktavianti membantah pernyataan dr Richard Lee soal tuduhan dokter yang memeras sejumlah bos skincare. [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/12/51255-verra-oktavianti.jpg)
"Saya, Verra Oktavianti dan beberapa nama yang dituduhkan oleh Richard Lee, menyatakan bahwa tuduhan Richard Lee sangat tidak berdasar dan kebohongan," kata Verra Oktavianti dalam keterangan tertulis yang diterima Suara.com, Rabu, 11 Juni 2025.
Verra Oktavianti menyatakan, apa yang dilakukan selama ini yakni melakukan review produk adalah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat.
"Fakta yang sebenarnya adalah yang kami lakukan selama ini murni edukasi terkait keamanan produk kosmetika serta perawatan yang sesuai regulasi demi kesehatan masyarakat," ujar Verra Oktavianti.
"Kami lakukan sesuai dengan kapasitas dan keahlian yang kami miliki," kata Verra menyambung.
Verra Oktavianti juga menegaskan, apa yang dilakukan dirinya beserta kawan-kawan yang melakukan review produk sama sekali tidak berkaitan dengan kasus yang dihadapi Nikita Mirzani dan asistennya, Mail Syahputra.
Baca Juga: Reza Gladys Ngotot Ingin Ketemu Nikita Mirzani di Sidang, Penasaran Kenapa Digugat
Sebab memang dalam keterangan yang ditulis dr Richard Lee, dokter kecantikan itu juga menyeret kasus dugaan pemerasan yang dilakukan Nikita Mirzani beserta Mail Syahputra terhadap dr Reza Gladys.

"Kasus hukum yang menimpa Nikita Mirzani dan Mail Syahputra adalah sebuah dinamika yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan kami dan tidak pernah kami ketahui," ucapnya.
Verra Oktavianti menyebut ulasan produk yang bertujuan memberikan edukasi ke masyarakat lebih dulu hadir dari kasus Nikita Mirzani vs Reza Gladys.
"Kami telah melakukan edukasi terkait keamanan kosmetika dan regulasi jauh sebelum dinamika ini terjadi, sesuai dengan kapasitas yang kami miliki," kata Verra Oktavianti.
Sebaliknya, alih-alih merugikan orang lain dalam bentuk pemerasan, apa yang dilakukan Verra Oktavianti turut membantu BPOM untuk mengawasi produk di masyarakat.
"Saya dan beberapa nama yang disebutkan oleh Richard Lee, telah membantu BPOM dalam edukasi dan sumbangsih pemikiran untuk perbaikan pengawasan. Agar kesehatan masyarakat lebih terjamin dalam penggunaan kosmetika," paparnya.
Maka dari itu, atas penjelasan di atas, Verra Oktavianti merasa keberatan saat namanya dan beberapa orang lain disebut Richard Lee sebagai oknum dokter yang melakukan pemerasan.
"Tuduhan pemerasan apapun sangat tidak berdasar dan merupakan perbuatan fitnah," ucap Verra Oktavianti.
Sebelumnya, dr Richard Lee melalui Instagram Story menuliskan sejumlah nama yang diduga terkait melakukan pemerasan.
Ada suatu kejahatan yang dilakukan beramai-ramai? Mari kita buat terang benderang," tulis Richard Lee pada Kamis (6/3/2025).
Pemilik klinik kecantikan Athena itu menambahkan, "Buat bapak penyidik @poldametrojaya, tolong dibantu cek juga aliran dana ke @nmasranimd_gloskin, @dekahartono, @dr.ika_dricha, @doktersuneoreal @theverraoktavianti, satu lagi halokonsumen."
![Pelimpahan Nikita Mirzani ke Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan, Kamis, 5 Juni 2025. [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/05/91461-momen-pelimpahan-nikita-mirzani-ke-kejaksaan-negeri-jakarta-selatan-kamis-5-juni-2025-suaracom.jpg)
Kata dr Richard Lee, modus para oknum tersebut adalah pura-pura memberi edukasi supaya masyarakat tidak membeli produk skincare bermasalah.
Bila image sudah terbangun dan owner skincare terpancing, mereka akan melakukan aksinya dengan meminta uang tutup mulut.
"Jobdesc mereka microinfluenser; pura-pura kasi edukasi untuk enggak beli produk yang bermasalah, parodiin yang jelek-jelek biar pimpinan regu bekerja lebih mudah dan tim yang minta uang cepet cair," imbuhnya.