Suara.com - Pembukaan lahan tambang di beberapa pulau kecil di wilayah Raja Ampat, Papua memicu pro kontra di kalangan masyarakat.
Bagi pihak yang kontra, tentu mereka sudah jengah melihat kekayaan alam Papua dieksploitasi tanpa timbal balik sepadan bagi penduduk di sana.
Namun untuk mereka yang mendukung, pertambangan nikel di Raja Ampat dipandang sebagai salah satu jalan pemerintah mewujudkan janji Indonesia Emas 2045 dengan segala kemajuannya.
Mewakili mereka yang tidak setuju dengan penambangan nikel di Raja Ampat, Cinta Laura menilai bahwa masih sangat jauh untuk Indonesia bisa mencapai titik kemajuan yang ditargetkan pemerintah di 2045.
"Aku pesimis, tapi bukan berarti nggak mungkin," ujar Cinta di podcast Daniel Mananta yang tayang di YouTube pada Kamis, 12 Juni 2025.
Malahan, penambangan nikel di Raja Ampat dilihat Cinta Laura sebagai bukti bahwa pemerintah tidak benar-benar serius memikirkan rencana jangka panjang untuk memajukan bangsa.
Sudah banyak proyek lain, yang Cinta Laura yakini cuma bagian dari pencitraan politik dengan tidak memikirkan seperti apa dampak ke depannya bagi kehidupan masyarakat.
"Perencanaan dari orang-orang di atas itu sangat minim. Banyak sekali proyek yang terjadi di Indonesia, mau itu di Jawa, Kalimantan, Papua, di mana pun, itu dilakukan dengan terburu-buru demi gelar di mata publik, bahwa mereka sudah melakukan sesuatu yang baik atau tepat," kata Cinta.
Kemajuan bangsa, menurut Cinta Laura, mestinya tidak ditempuh dengan cara mengorbankan rakyatnya sendiri.
Baca Juga: Lihat Langsung, Angela Gilsha Bikin Pengakuan Mengejutkan Soal Tambang Nikel di Raja Ampat
Cinta Laura mengambil contoh bagaimana pertambangan nikel di wilayah Maluku sudah mencemari sumber kehidupan penduduknya.

"Mungkin pemerintah bilang, 'Papua nggak apa-apa kok, ada tambangnya. Nanti kami akan lakukan rehabilitasi'. Nggak usah ngomongin Papua deh. Di Maluku juga ada tambang nikel, aku lupa nama tempatnya. Gara-gara tambang nikel itu, sekarang sumber air masyarakat yang tadinya mereka bisa minum langsung dari sana, sekarang nggak bisa lagi," kisah Cinta.
Pencemaran lingkungan itu, tentu berdampak pada penurunan kualitas hidup penduduk di area sekitar lahan pertambangan.
"Airnya sudah terkontaminasi karsinogen. Jadi mereka bukan hanya kehilangan sumber air bersih, tapi juga terpapar penyakit," lanjut Cinta.
Situasi diperparah dengan maraknya kasus korupsi besar yang belakangan terungkap ke publik, yang menandakan bahwa pemerintah masih punya masalah lain yang harus ditanggulangi dari internal mereka sendiri.
"Dengan segala hal yang sudah terjadi 6 bulan terakhir, apalagi dengan kasus-kasus korupsi yang ada. Kita malah jadi melihat lebih banyak yang tidak baik dari mereka yang memegang posisi penting," tutur Cinta.