Dalam unggahannya, perempuan yang disapa Merry itu menjelaskan bahwa video tersebut merupakan dokumentasi lama yang dibuat pada tahun 2023, dan dilakukan sebagai bagian dari kegiatan spiritual pribadi berdasarkan keyakinan agamanya sebagai seorang Kristen.
Merince Kogoya menegaskan bahwa tidak ada niat politis dalam aksinya, dan pengibaran bendera Israel itu semata-mata merupakan simbol religius.
Meski demikian, Merince Kogoya tetap menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat Papua Pegunungan, keluarga, serta para pendukung yang telah mempercayainya.
Dia juga mengaku kecewa karena semua perjuangannya selama empat bulan, termasuk pengorbanan biaya sekitar Rp65 juta, lenyap dalam sekejap karena tekanan opini publik.
![Merince Kogoya. [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/28/38677-merince-kogoya.jpg)
Merince Kogoya menyayangkan keputusan panitia yang menurutnya terburu-buru dan tidak memberi ruang penjelasan lebih dalam sebelum menjatuhkan sanksi.
Polemik ini pun menimbulkan beragam respons. Banyak netizen mendukung langkah penyelenggara sebagai wujud konsistensi terhadap posisi Indonesia di kancah global.
Namun ada pula yang menyuarakan empati terhadap Merince, menilai bahwa niat spiritual seharusnya tidak dicampuradukkan dengan isu politik luar negeri yang kompleks.