Penyembah Setan? Hindia Baskara Putra: Dari Awal Gue Tahu Risikonya...

Bernadette Sariyem Suara.Com
Selasa, 15 Juli 2025 | 16:50 WIB
Penyembah Setan? Hindia Baskara Putra: Dari Awal Gue Tahu Risikonya...
Kolase - Hindia (kiri), patung Baphomet sebagai simbol okultisme barat, dan Baskara Putra alias Hindia dalam konser. Hindia ditolak konser di Tasikmalaya karena dianggap penyembah setan. [Suara.com]

Ia menambahkan bahwa spekulasi yang muncul seharusnya berhenti pada level perbincangan atau analisis karya.

"Cuma di level di mana, ya udah spekulasi aja, terus yang kayak 'oh referensinya dari sini', gitu," lanjut Baskara.

Kaget Konsep Panggungnya Dianggap Serius

Puncak dari klarifikasi Baskara adalah ketika ia mengungkapkan keterkejutannya bahwa konsep panggung yang ia anggap sebagai sebuah pertunjukan seni, justru diterima secara serius sebagai ritual atau ajaran sesat oleh sebagian masyarakat.

Baginya, semua itu adalah bagian dari sebuah kesenian pertunjukan yang memiliki referensi dan makna tersendiri.

"Gua gak expect dianggap serius, sebenarnya," aku Baskara dengan lugas. Ia memandang seluruh aksi panggungnya sebagai sebuah bentuk ekspresi artistik. "Karena buat gua itu kesenian, pertunjukan, gitu," tegasnya.

Baskara memahami bahwa setiap orang, terutama penonton, berhak memiliki pandangan yang berbeda terhadap karyanya.

Ia menghargai adanya perbedaan interpretasi, namun ia menyayangkan jika interpretasi tersebut berujung pada tuduhan serius yang menyerang keyakinan pribadinya dan mengancam keberlangsungan karier musiknya.

"Ini buat gua pribadi ya, pandangan gua pribadi gitu. Mungkin berbeda pandangan sama yang nonton dan yang gak apa-apa juga, gitu," tuturnya, menunjukkan keterbukaan terhadap berbagai perspektif.

Baca Juga: 5 Fakta Hindia Dituduh Penyembah Setan, Konser di Tasikmalaya Batal

Fenomena 'Cocoklogi' dan Interpretasi Liar

Pernyataan Baskara ini seolah menjadi jawaban atas fenomena "cocoklogi" yang masif terjadi di media sosial, di mana setiap gerak-gerik, simbol, dan liriknya dicocok-cocokkan dengan teori konspirasi dan ajaran satanisme.

Dari patung yang ada di panggung hingga instruksi kepada penonton, semuanya menjadi bahan untuk spekulasi.

Bagi para penggemarnya, konsep pertunjukan Hindia seringkali dinilai sebagai sebuah performa teatrikal yang sarat kritik sosial dan refleksi personal.

Lagu "Matahari Tenggelam", misalnya, lebih banyak diartikan sebagai bentuk kemarahan dan sarkasme terhadap realitas sosial.

Namun, di tangan audiens yang berbeda, lirik tersebut menjadi bukti sahih adanya niat buruk.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI