Bayi Dengan Berat di Bawah Normal Lebih Berisiko Depresi

Kamis, 19 Maret 2015 | 09:07 WIB
Bayi Dengan Berat di Bawah Normal Lebih Berisiko Depresi
Ilustrasi bayi. (shutterstock)

Suara.com - Berat bayi ketika lahir dapat mengisyaratkan berbagai risiko yang mungkin dialami sang anak. Bayi yang lahir di bawah berat normal (2,4 kilogram) lebih berisiko terkena masalah kejiwaan seperti depresi, gangguan kecemasan atau anak dengan penuh perhatian. Hal ini akan berpengaruh hingga anak tumbuh dewasa.

Namun, gangguan kejiwaan atau depresi yang dialami tidak bisa disamakan dengan orang yang memiliki ketergantungan pada alkohol atau narkoba.

"Kami telah mengindentifikasi risiko kejiwaan yang dapat dialami oleh bayi yang lahir dengan berat badan sangat rendah dan kemungkinan ini membantu kita untuk lebih memprediksi, mendeteksi dan mengobati gangguan mental pada populasi ini," kata pemimpin penelitian Ryan Van Lieshout, profesor di McMaster University di Ontario, Kanada.

Studi ini juga menemukan bahwa ibu bayi dengan berat badan rendah yang menerima treatment steroid sebelum melahirkan, berisiko lebih besar mengalami gangguan kejiwaan. Para ahli menyebut risiko itu empat kali lebih mungkin untuk memiliki masalah depresi dibanding mereka yang normal.

Penelitian ini melibatkan 84 orang dewasa yang saat lahir memiliki berat kurang dari 1000 gram, dan 90 bayi yang lahir dengan berat normal. Semua lahir di Ontario antara tahun 1977 dan 1982.

Hasil menunjukkan bahwa pada awal umur 30-an, bayi yang lahir dengan berat di bawah normal hampir tiga kali lebih mungkin untuk terkena gangguan kejiwaan akibat alkohol atau narkoba. Selain itu, mereka juga berisiko dua setengah kali lebih mungkin mengalami masalah kejiwaan lain seperti depresi. (zeenews)

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI