Suara.com - Divonis mengidap kanker bukan hal mudah yang dapat diterima semua orang. Bayangan kematian dan efek yang ditimbulkan dari kemoterapi menjadi momok bagi pasien kanker.
Pada gilirannya, praktik-praktik pengobatan alternatif yang menjamur, menjadi tempat mereka mengadu nasib kesembuhan. Hal ini pulalah yang sempat dilakukan Endang Widarti (56), yang lantas menjadi penyesalan terbesarnya seumur hidup.
"Saya sangat sedih kena kanker serviks. Awalnya hanya flek, tapi ketika saya berobat ke sinshe lalu berubah jadi gumpalan darah. Dan berkembang jadi kanker stadium 2A," ujar Endang, ketika ditemui pada peringatan Hari Kanker Sedunia di RS Siloam TB Simatupang, Kamis (2/2/2017).
Endang yang didiagnosis mengidap kanker pada 1996 silam ini, mengaku benar-benar menyesal mempercayakan pengobatan kanker secara non-medis. Bukannya kesembuhan yang ia rasakan, tapi status kankernya menjadi lebih parah.
"Di sinshe saya dikasih pil sama teh. Dan ini yang membuat stadium kanker saya semakin bertambah. Kalau saja saya langsung dengar kata dokter, mungkin ditemukan pada stadium dini," tambahnya.
Beruntung, kata Endang, kala itu ia langsung mengambil keputusan yang cepat untuk datang ke dokter. Oleh dokter, rahimnya disarankan harus diangkat demi meningkatkan peluang kesembuhan.
Untungnya, Endang sendiri sudah memiliki dua anak, sehingga pengangkatan rahim tak begitu mempengaruhi keharmonisan keluarganya.
"Waktu itu saya usia sudah 35, dan memutuskan nggak punya anak lagi. Cukup dua saja," tambah dia.
Setelah proses pengangkatan rahim, Endang menjalani radioterapi sebanyak 25 kali dan kemoterapi sebanyak 5 kali. Kala itu, biaya yang harus dikeluarkan Endang untuk semua perawatan tersebut mencapai Rp32 juta.
"Ya, waktu itu belum ada BPJS, asuransi, jadi pakai duit sendiri. Pinjam uang sana-sini untuk operasi dan kemoterapi," ujar dia.
Kini, Endang telah dinyatakan sembuh dari kanker. Ia hanya diminta untuk melakukan kontrol setiap tahun untuk memastikan tidak ada sel kanker yang menyebar atau kembali muncul.
Endang pun berpesan kepada kaum hawa, agar selalu melakukan deteksi dini baik pap smear atau IVA, agar tak mengalami kanker seperti dirinya.
"Imbauan saya bagi perempuan, lakukan deteksi dini. Kalau perlu ikut vaksinasi. Lalu segera percayakan pada medis jika terdeteksi mengidap kanker," pungkas dia.
Cerita Endang yang Menyesal Obati Kanker Lewat Cara Alternatif
Kamis, 02 Februari 2017 | 20:14 WIB

BERITA TERKAIT
Perdarahan saat Hubungan Seksual, Waspada Kanker Serviks
02 Februari 2017 | 18:11 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Health | 16:15 WIB
Health | 16:01 WIB
Health | 10:10 WIB
Health | 22:27 WIB
Health | 15:39 WIB
Health | 14:49 WIB
Health | 14:20 WIB
Health | 07:54 WIB