Kondisi yang mengganggu sinyal otak terhadap saluran napas dan otot dada dapat menyebabkan sleep apnea. Beberapa kondisi ini adalah stroke, amyotrophic lateral sclerosis, malformasi chiari, distrofi myotonic , sindrom post-polio, dermatomiositis, myasthenia gravis dan sindrom myasthenic Lambert-Eaton .
5. Gagal jantung atau ginjal
Sleep apnea umumnya ditemukan pada orang yang menderita gagal jantung atau ginjal lanjut. Pasien-pasien ini mungkin memiliki penumpukan cairan di leher mereka, yang dapat menghalangi jalan napas bagian atas dan menyebabkan sleep apnea.
6. Sindrom genetik
![Ilustrasi orang tidur [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2017/04/17/32866-ilustrasi-tidur-dengan-kelambu.jpg)
Sindrom genetik yang memengaruhi struktur wajah atau tengkorak, khususnya sindrom yang menyebabkan tulang wajah lebih kecil atau menyebabkan lidah duduk lebih jauh ke belakang di mulut, dapat menyebabkan sleep apnea. Sindrom genetik ini meliputi bibir sumbing dan langit-langit eksternal, down sindrom dan sindrom hipoventilasi sentral bawaan.
7. Kelahiran prematur
Bayi yang lahir sebelum 37 minggu kehamilan memiliki risiko lebih tinggi untuk masalah pernapasan selama tidur. Dalam kebanyakan kasus, risikonya akan berkurang ketika otak sudah siap.