Kata Sains Soal Bahaya Teori Konspirasi Covid-19, Bagaimana Mengatasinya?

Jum'at, 01 Mei 2020 | 17:25 WIB
Kata Sains Soal Bahaya Teori Konspirasi Covid-19, Bagaimana Mengatasinya?
Bahaya Teori Konspirasi Covid-19 [Instagram/jrxsid]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Pertanyaakan Sumber Konspirasi

Pendekatan berbasis sumber berfokus pada menganalisis orang-orang yang mendorong teori konspirasi dan infrastruktur budaya tentang dari mana mereka muncul.

Sebagai contoh, teori 5G dimulai dengan Thomas Cowan, seorang dokter yang lisensi medisnya dalam masa percobaan lima tahun. Dengan lisensi itu, dia dilarang memberikan pengobatan kanker kepada pasien dan mengawasi asisten dokter dan perawat praktik lanjut.

Jadi kredibilitasnya tentu masih bisa dipertanyakan.

Deddy dan Young Lex dalam video podcast channel Youtube juga mempertanyakan soal konspirasi pada vaksin.

Sebelumnya, salah satu tokoh utama soal anti vaksin adalah Andrew Wakefield, seorang mantan dokter dan tokoh penting dalam gerakan anti-vaksinasi.

Ia mempromosikan informasi yang sangat merusak tentang vaksinasi berdasarkan data yang diketahui telah dipalsukan.

Agar masyarakat dilindungi terhadap teori konspirasi, maka penting untuk memahami kemunculan teori tersebut. Sebab, paparan teori konspirasi bisa datang pada siapa saja, jangan mudah percaya pada retorika konspiratif ala politisi atau influencer tanpa mengtahui asal sumbernya.

Wabah virus corona (coronavirus) Covid-19. (Shutterstock)
Wabah virus corona (coronavirus) Covid-19. (Shutterstock)

Mempertanyakan Logika

Baca Juga: Pilih Vinales Ketimbang Valentino Rossi, Yamaha Dinilai Blunder

Cara lain untuk menetralisir teori konspirasi adalah melalui inokulasi berbasis logika. Ini melibatkan teknik retorika dan ciri-ciri yang dapat ditemukan dalam informasi yang salah, sehingga orang dapat menandai itu sebelum memiliki kesempatan untuk menyesatkan mereka.

"Dalam Buku Pegangan Teori Konspirasi, kami mendokumentasikan tujuh ciri pemikiran konspirasi. Menemukan ini dapat membantu orang mengidentifikasi teori yang tidak berdasar," tulis Stephan Lewandowsky dan John Cook.

Salah satu sifat yang sangat menonjol dalam teori konspirasi adalah menafsirkan kembali keacakan.

Dengan pola pikir ini, peristiwa acak ditafsirkan kembali sebagai terhubung secara kausal dan ditenun menjadi pola yang lebih luas dan saling berhubungan. Milenial dan Gen-Z biasa menyebutnya dengan, cocokologi.

Misalnya, pengenalan 5G pada tahun 2019 bertepatan dengan asal Covid-19 dan karenanya ditafsirkan terkait secara kausal. Korelasi tidak sama dengan sebab akibat.

Peran Penting Platform Media Sosial

Platform media sosial berkontribusi pada masalah informasi yang salah dengan menyediakan sarana untuk menyebar dengan cepat dan bebas ke masyarakat umum.

Beberapa peneliti bahkan menyebut persebaran terori konspirasi tentang Covid-19 lebih cepat daripada virus corona itu sendiri.

Namun, media sosial juga bisa menjadi sarana untuk melaporkan berita-berita palsu termasuk konspirasi Covid-19. Misalnya, Youtube telah mengumumkan akan menghapus video apa pun yang mendukung teori konspirasi 5G.

Beberapa media lokal juga melakukan cek fakta untuk mengonfirmasi kesalahan berita palsu yang beredar pada masyarakat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI