Suara.com - Sebagai salah satu pusat wisata dengan kedatangan turis yang tinggi, Bali sering kali dikhawatirkan akan menjadi episentrum Covid-19 di Indonesia. Tetapi tampaknya hal itu tidak terjadi, sebab pulau itu mampu menekan Covid-19 di saat wilayahnya sangat potensial untuk virus corona berkembang.
Dilansir dari South China Morning Post (SCMP), Gubernur Bali I Wayan Koster menyatakan bahwa keberhasilan dalam mengendalikan virus tidak lepas dari bantuan sekitar 1.500 komite desa tradisional dengan pengaruh besar terhadap mayoritas penduduk Hindu.
Pulau dengan populasi 4,2 juta itu telah melaporkan hanya empat kematian terkait virus corona dan 337 kasus yang dikonfirmasi. Angka tersebut jelas jauh di bawah rata-rata kematian nasional yang mencapai 6,4 persen.
"Banyak orang yang sebelumnya sangat khawatir bahwa Bali akan dilanda Covid-19 karena merupakan tujuan wisata terbesar di Indonesia," kata Koster dalam sebuah wawancara via telepon.
"Tapi sejauh ini, fakta menunjukkan gambaran yang sama sekali berbeda," tambahnya.
Keberhasilan relatif Bali dalam penanggulangan virus dapat mengawali upaya memikat pengunjung kembali ketika perjalanan internasional mulai dibuka kembali.
Upaya Bali juga sangat kontras dengan langkah nasional yang penuh kritik dalam menghadapi pandemi Covid-19. Pada tingkat nasional, kematian membekak menjadi lebih dari 1.000 jiwa. Persentasenya paling tinggi di Asia.
Meskipun tidak ada tenggat waktu yang ditetapkan untuk membuka kembali pulau itu bagi para wisatawan, Koster mengatakan pihaknya sudah menyiapkan strategi. Tetapi mereka baru akan meluncurkannya setlah Bali dinyatakan pulih sepenuhnya dari pandemi.
Baca Juga: Pelni Hari Ini 16 Mei 2020 Mulai Jual Tiket, Ini Rutenya