Koma 2 Minggu karena Corona, Drummer Death Angel Mengaku Dihukum Iblis

Jum'at, 22 Mei 2020 | 10:00 WIB
Koma 2 Minggu karena Corona, Drummer Death Angel Mengaku Dihukum Iblis
Ilustrasi pasien covid-19 mengalami koma. (Shutterstock)

Suara.com - Anda tentu pernah mendengar kisah-kisah menarik dari orang-orang yang kembali setelah mengalami koma. Bahkan, beberapa mengaku diperlihatkan bagaimana keadaan neraka yang sebenarnya.

Berdasarkan Mayo Clinic, koma merupakan kondisi tidak sadar berkepanjangan yang dapat disebabkan oleh berbagai masalah, seperti cedera kepala traumatis, stroke, tumor otak, keracunan obat atau alkohol, atau bahkan penyakit penyerta, seperti diabetes atau infeksi.

Koma adalah darurat medis sehingga dokter harus bertindak secara cepat untuk menjaga fungsi hidup dan otak pasien. Penanganan biasanya melibatkan CT Scan untuk menentukan apa yang menyebabkan koma.

Inilah yang terjadi pada drummer band Beath Angel, Will Caroll, saat terinfeksi Covid-19.

Dilansir New York Post, Caroll mengalami koma di California Pacific Medical Center selama dua minggu pada Maret setelah tertular virus corona saat melakukan tur Eropa bulan itu.

Will Caroll drummer band Death Angel (Instagram/@deathangelofficial)
Will Caroll drummer band Death Angel (Instagram/@deathangelofficial)

Selama dua minggu, pria 47 tahun tersebut mengaku mengalami mimpi mengunjungi kehidupan setelah kematian.

Di sana, iblis, yang digambarkan wanita dalam kasusnya, menghukum Caroll karena dosa-dosanya dan mengubahnya menjadi "Jabba the Hutt yang mirip monster" yang memuntahkan darah hingga mengalami serangan jantung.

Ketika ia sadar pada 30 Maret lalu, ia mengaku tubuhnya dipasangi selang dan ada seorang perawat di ruangannya.

"Kalimat pertamaku adalah, 'Apakah aku masih di neraka?'. Dia (perawat) mengabaikanku," tuturnya pekan lalu kepada majalah Datebook San Francisco Chronicle.

Baca Juga: Jawa Barat Jadi Provinsi Terbaik dalam Penanganan Covid-19

Kondisi Caroll saat itu masih kritis dan hampir sekarat sampai ia harus dibantu dengan ventilator.

Ilustrasi kebutuhan ventilator. (Shutterstock)
Ilustrasi kebutuhan ventilator. (Shutterstock)

"Dia masih di dekat batas dari apa yang dapat kami lakukan dengan perawatan pendukung, dan kami sangat mengkhawatirkannya," kata George Horng, ahli paru yang menangani kondisi Caroll.

"Dia tidak bertambah parah, tapi jika kondisinya parah, tidak ada lagi yang dapat kita lakukan," sambungnya.

Pengalaman di ambang kematiannya membuat Caroll melakukan perubahan besar dalam hidupnya, yaitu berhenti minum alkohol dan memakai ganja.

Secara spiritual, ia juga menjadi lebih percaya bahwa ada kekuatan yang lebih besar dari apapun.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI