Virus Corona Bisa Picu Rhabdomyolysis, Kondisi Langka dari Radang Sendi

Sabtu, 08 Agustus 2020 | 12:07 WIB
Virus Corona Bisa Picu Rhabdomyolysis, Kondisi Langka dari Radang Sendi
Ilustrasi radang sendi, asam urat, nyeri sendi. (Shutterstock)

Suara.com - Virus corona Covid-19 menyerang banyak bagian tubuh, termasuk mata, kulit, hidung hingga telinga. Ada pula pasien virus corona Covid-19 yang menunjukkan nyeri sendi dan tubuh parah.

Nyeri sendi ini sebagian besar dirasakan di otot-otot besar tubuh. Mialgia dan artralgia berhubungan dengan gejala yang dirasakan pada persendian dan otot seseorang.

Meski jarang terjadi, pakar kesehatan terkemuka memeringatkan radang sendi yang menyakitkan akibat virus bisa memicu rhabdomyolysis.

Rhabdomyolysis adalah kondisi langka. Penyakit yang berpotensi mengancam nyawa ini disebabkan oleh nyeri otot menyiksa di bahu, paha atau punggung bawah.

"Ini adalah cedera otot di mana otot-otot rusak dan merupakan kondisi yang mengancam jiwa. Kerusakan otot yang berbahaya ini bisa diakibatkan oleh aktivitas yang berlebihan, trauma, zat beracun atau penyakit," jelas Klinik Cleveland dikutip dari Express.

Ilustrasi virus corona. [Shutterstock]
Ilustrasi virus corona. [Shutterstock]

Saat sel otot hancur, mereka akan akan melepaskan protein yang disebut mioglobin ke dalam darah. Sedangkan, ginjal bertanggung jawab untuk mengeluarkan mioglobin ini dari darah sehingga urine bisa mengeluarkannya dari tubuh.

"Dalam jumlah banyak, mioglobin bisa merusak ginjal. Jika ginjal tidak bisa membuang limbah dengan cukup cepat, gagal ginjal dan kematian bisa terjadi," lanjutnya.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di National Library of Medicine National Institutes of Health AS, rhabdomyolysis dalam virus corona Covid-19 pun diselidiki.

"Rhabdomyolysis adalah kondisi yang mengancam jiwa dan disebabkan oleh kerusakan otot rangka dari berbagai etiologi," jelas studi tersebut.

Baca Juga: Pasien Virus Corona Berisiko Alami Penyakit Hati Berlemak? Ini Kata Dokter

Baru-baru ini, kasus rhabdomyolysis ditemukan pada pasien virus corona Covid-19 di Wuhan, China. Pasien mengembangkan rhabdomyolysis pada hari kesembilan di rumah sakit.

"Kami melaporkan kasus pertama pasien virus corona Covid-19 yang menunjukkan gejala rhabdomyolysis, termasuk nyeri otot dan kelemahan," jelasnya.

Ada beberapa kemungkinan hipotesis yang menjelaskan patogenesis rhabdomyolysis yang diinduksi virus. Pertama, invasi virus secara langsung bisa berujung pada rhabdomyolysis.

Kedua, respons kekebalan tubuh yang kuat terhadap virus bisa mengakibatkan badai sitokin dan merusak jaringan otot. Ketiga, racun virus yang beredar secara langsung bisa menghancurkan membran sel otot.

Cara mendiagnosis rhabdomyolysis

Dokter biasanya akan melihat dan merasakan otot rangka yang lebih besar di tubuh, terutama bila terjadi nyeri. Dokter juga akan melakukan tes urine dan darah untuk memastikan diagnosis rhadomyolysis.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI