Anak dengan kanker yang tertular Covid-19, lanjut dr. Andri, berisiko mengalami penyakit yang lebih berat apabila terinfeksi virus corona jenis baru tersebut. Hal ini karena anak dengan kanker memiliki daya tahan tubuh yang lemah atau disebut imunokompromais.
Dari data yang sama terlihat bahwa anak-anak berusia 5-9 tahun dalah yang paling berisiko tertular. Sebagian besar adalah penderita leukemia jenis ALL. "Anak yang terkena Covid-19 bisa saja memiliki gejala tidak khas, seperti batuk pilek biasa disertai nyeri tenggorokan. Karena gejalanya tidak khas sehingga tidak langsung terdiagnosis," ujar dr. Andri.
Namun, pada anak dengan kanker yang terpapar Covid-19, gejalanya berat dan kemungkinan mengalami kritis 8 persen lebih tinggi dibandingkan anak tanpa kanker. Dengan perawatan tepat, rata-rata mereka bisa pulang dari rumah sakit kurang dari 30 hari.
Pengobatan Kanker pada Anak selama Pandemi Covid-19
Dokter Andri menjelaskan, pasien kanker anak harus tetap berobat rutin sesuai jadwal. Ada cara yang bisa dilakukan jika pergi ke rumah sakit tidak memungkinkan. Salah satunya dengan menyesuaikan jadwal konsultasi dengan telemedicine.
"Secara umum, pengobatan tetap dilanjutkan. Jika memungkinkan minta dokter memperpanjang stok obat kanker yang jenis oral, sehingga bisa untuk digunakan beberapa bulan," kata dr. Andri.
Jika ada tanda kegawatan seperti demam tinggi, sesak napas, diare, mual dan muntah, kejang atau perdarahan, maka anak harus segera dibawa ke rumah sakit. Tanda darurat ini menunjukkan anak harus segera ditangani tenaga medis karena kemungkinan memerlukan tindakan seperti transfusi, infus atau pemberian antibiotik secepat mungkin.
"Tidak perlu takut untuk membawa pasien kanker anak ke rumah sakit karena rumah sakit memiliki protokol ketat mencegah penularan dengan skrining rutin bagi yang berisiko. Pelayanan juga dibedakan menjadi zona pasien Covid-19 dan non Covid-19," pungkas dr. Andri.
Baca Juga: 15 Kasus Baru Virus Corona di Malaysia Semuanya Impor, Dari Mana?