Studi CDC: Ibu Hamil dengan Covid-19 Berisiko Melahirkan Prematur

Kamis, 05 November 2020 | 12:00 WIB
Studi CDC: Ibu Hamil dengan Covid-19 Berisiko Melahirkan Prematur
Ilustrasi ibu hamil. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Tim mencatat bahwa terlepas dari apakah mereka hamil, wanita di atas 35 tahun lebih cenderung mengalami penyakit parah. Para peneliti mengatakan bahwa kemungkinan besar penyakit parah di antara wanita hamil disebabkan oleh perubahan fisiologis dalam kehamilan, termasuk peningkatan detak jantung dan penurunan kapasitas paru-paru.

"Untuk mengurangi risiko penyakit parah dan kematian akibat COVID-19, wanita hamil harus diberi penyuluhan tentang pentingnya mencari perawatan medis segera jika mereka memiliki gejala dan tindakan untuk mencegah infeksi SARS-CoV-2," kata peneliti.

Wanita hamil dengan infeksi virus corona juga lebih mungkin melahirkan bayi lebih awal, peneliti CDC menemukan. Sebuah tim mempelajari kehamilan dan kelahiran bayi untuk 4.442 wanita yang didiagnosis dengan Covid-19 antara 29 Maret dan 14 Oktober.

Di antara 3.912 kelahiran hidup, mereka menemukan 12,9 persen prematur. Sebagai perbandingan, kelahiran prematur menyumbang 10,2 persen dari kelahiran hidup di antara populasi umum pada tahun 2019.

CDC mengatakan bahwa bayi yang lahir terlalu dini berisiko tinggi mengalami kematian dan kecacatan, termasuk masalah pernapasan, penglihatan, dan pendengaran.

Di antara bayi yang dites Covid-19, tim menemukan 2,6 persen di antaranya positif Covid-19. Infeksi virus corona paling sering terjadi pada bayi yang ibunya dinyatakan positif virus corona dalam waktu satu minggu setelah melahirkan.

Sekitar 60,6 persen wanita mengalami gejala, meskipun peneliti mengatakan bahwa status gejala ibu tidak mempengaruhi frekuensi kelahiran prematur pada bayi. Setidaknya satu kondisi medis yang dilaporkan pada 45 persen wanita, yang paling umum adalah obesitas.

Karena 84,4 persen wanita yang diteliti mengalami Covid-19 pada trimester ketiga. Namun, diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami dampak infeksi pada awal kehamilan dan efek jangka panjang pada bayi.

Sementara Covid-19 yang parah memang terjadi pada bayi baru lahir, sebagian besar mereka yang lahir cukup bulan dengan Covid-19 memiliki penyakit asimtomatik atau ringan, catat para peneliti.

Baca Juga: Bumil Wajib Tahu, Kadar Hb Rendah Bisa Pengaruhi Pertumbuhan Bayi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI