"Area otak yang memiliki aktivitas metabolik lebih tinggi. Karena itu, aktivitas yang lebih tinggi dengan stres di otak menunjukkan respons yang aktif. Demikian aktivitas yang lebih tinggi pada sumsum tulang, yang mencerminkan metabolisme," ungkapnya.
Para peneliti mengungkap, orang yang mengembangkan sindrom Takotsubo memiliki aktivitas amigdala lebih tinggi, dibanding orang yang tidak mengembangkan TTS. Hal ini yang pada akhirnya memberikan efek stres lebih tinggi.