Vaksinasi Covid-19 Lambat, WHO Kritik Negara di Eropa

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Jum'at, 02 April 2021 | 02:10 WIB
Vaksinasi Covid-19 Lambat, WHO Kritik Negara di Eropa
Logo Organisasi Kesehatan Dunia, WHO. [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia melontarkan kritik pada Eropa karena lambatnya vaksinasi Covid-19. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Eropa Hans Kluge.


Dikutip dari ANTARA, Kluge memperingatkan virus corona bisa semakin cepat menyebar seiring dengan lambatnya dan terus ditundanya vaksinasi Covid-19

Sejauh ini, katanya, baru 10 persen dari populasi di kawasan itu yang telah menerima suntikan satu dosis vaksin anti COVID, dan hanya empat persen yang telah divaksin secara lengkap.

"Peluncuran vaksin benar-benar lambat," katanya melalui pernyataan.

Ilustrasi vaksin Covid-19 (unsplash/@hakannural)
Ilustrasi vaksin Covid-19 (unsplash/@hakannural)

"... Kita harus mempercepat proses ini dengan meningkatkan produksi, mengurangi hambatan dalam pemberian vaksin, dan menggunakan setiap botol yang kita miliki, sekarang juga."

Eropa tertinggal di belakang Inggris dan Amerika Serikat soal pemesanan vaksin tahun lalu dari berbagai perusahaan, juga lebih lambat dalam mengeluarkan izin.

Bahkan setelah disetujui oleh kelompok negara di kawasan tersebut, tingkat vaksinasi di Eropa sebagian besar tertinggal dari Inggris dan AS.

Kluge mengatakan infeksi baru di Eropa meningkat pada setiap kelompok usia, kecuali kalangan orang yang berusia di atas 80 tahun.

Perkembangan itu, katanya, menjadi tanda bahwa vaksinasi yang diberikan pada kelompok penduduk usia lebih tua telah membuahkan hasil. Namun sementara itu, gerakan vaksinasi yang tersendat-sendat membuat kalangan orang lebih muda rentan.

Baca Juga: 550 Ribu Guru dan Tenaga Pendidik Sudah Divaksin, Nadiem: Itu Kabar Gembira

"Sementara varian-varian yang dikhawatirkan terus menyebar dan rumah-rumah sakit semakin kewalahan, hari raya keagamaan memunculkan kemungkinan peningkatan mobilitas," kata WHO dalam pernyataan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI