Suara.com - Pandemi Covid-19 seolah tidak menjadi ancaman bagi masyarakat di Rusia. Kondisi itu tercermin dari masih abainya pemakaian masker, terutama di kelompok anak-anak muda.
Meski demikian, keterlibatan masyarakat dalam program vaksinasi Covid-19 di Rusia juga dinilai rendah. Meskipun pemerintah setempat telah menyediakan vaksin secara gratis di berbagai tempat umum.
"Kalau seseorang berada di Moskow (ibukota Rusia), itu anak-anak muda hanya sebagian kecil yang memakai masker. Jadi kalau saya lihat, itu hal yang mungkin tidak perlu ditiru di Rusia. Kalau vaksin disediakan oleh pemerintah di mana-mana, di klinik umum, maupun di mall. Itu secara gratis. Tapi sepi sekali. Mereka tidak takut untuk tertular," kata Duta besar RI untuk Rusia merangkap Belarus Jose Antonio dalam webinar BNPB Indonesia, Rabu (19/5/2021).
Berdasarkan hasil survei dari lembaga independen di Rusia terungkap bahwa 62 persen masyarakat Rusia belum siap divaksinasi, kata Jose. Hanya 26 persen saja yang menyatakan siap divaksinasi. Sementara itu, bahkan 56 persen masyarakat menyatakan tidak takut terinfeksi Covid-19.

"Karena di sini kalau sakit aksesnya sangat mudah. Tidak ada kesulitan akses rumah sakit di rusia. Dan sebagian besar sembuh, 92 persen lebih," kata Jose.
"Ini bukan contoh yang baik, karena itu masyarakat Indonesia harus tetap mengikuti program pemerintah untuk vaksinasi. Karena disini pemerintahnya meskipun sudah turun, pemerintahnya juga sangat kuatir kalau ini kemudian naik lagi," imbuhnya.
Rusia telah melewati gelombang kedua paparan virus corona pada Desember 2020, lanjut Jose. Kasus harian ketika itu mencapai 30 ribu dalam hari. Sementara saat gelombang pertama, puncaknya Mei 2020, kasus harian terbanyak sekitar 11 ribu per hari.
Rusia berada peringkat keenam dalam jumlah kasus Covid-19 terbanyak di dunia dengan jumlahnya yang hampir 5 juta kasus. Sementara itu, sekitar 4,5 juta orang (92 persen) di antaranya telah dinyatakan sembuh. Lantaran, presentasi kesembuhan yang tinggi itu membuat masyarakat Rusia tidak takut terpapar virus corona, kata Jose.
"Meninggal 116.575 atau 2,35 persen dari yang terpapar. Sementara saat ini yang dirawat 280 ribu. Dan yang terlihat jelas adalah tes PCR, 134 juta tes. Jadi sangat banyak tes PCR yang dilakukan, meskipun itu tidak menunjukkan jumlah populasi. Karena satu orang bisa 3 sampai 4 kali tes selama pandemi," jelasnya.
Baca Juga: Di Kota Semarang, Laki-laki Dominasi Kasus Covid-19 Dibanding Perempuan
Data warga negara Indonesia yang terpapar Covid-19 ada sebanyak 35 orang dari jumlah 1.285 WNI yang berada di negara tersebut. Jose menyebut, seluruh WNI yang terinfeksi Covid sudah sembuh.