Kematian ini tercatat pada kelompok usia 60 hingga 79 tahun, yang bekerja 55 jam per minggu saat mereka masih berusia 45-74 tahun.
Dikatakan, penemuan studi ini tidak menemukan perbedaan efek bagi pria maupun wanita yang mengalami jam kerja panjang. Namun, risiko beban penyakit lebih banyak dialami pada pria sebesar 72 persen. Karena itu, risiko penyakit akibat jam kerja panjang lebih besar dihadapi pada kelompok pria.
Tentunya, angka ini juga lebih tinggi bagi orang-orang yang tinggal di kawasan Pasifik Barat dan Asia Tenggara, di mana lebih banyak pekerja sektor informal yang dipaksa bekerja dalam waktu yang lama.