Kebersihan menstruasi yang buruk disebabkan karena kurangnya pendidikan tentang hal tersebut. Dianggap tabu dan stigma yang terus berlanjut juga akses terbatas ke produk menstruasi yang higienis, dan infrastruktur sanitasi yang buruk merusak peluang edukasi, kesehatan, dan status sosial secara keseluruhan kepaa wanita dan anak perempuan di seluruh dunia, kata WASH United.
Akibatnya, jutaan wanita dan anak perempuan terhambat untuk mencapai potensi maksimal mereka. Masalah itu dinilai butuh sorotan dengan didedikasikan hari khusus untuk mengingatkan akan oentingmya kebersihan menstruasi.
4. Tujuan
Dengan adanya Hari kebersihan Menstruasi, tidak hanya WASH United, tetapi beberapa organisasi dan aktivis yang terlibat di dalamnya, bertujuan untuk menciptakan dunia 2030, di mana tidak ada perempuan yang terhambat melakukan sesuatu karena menstruasi.
Untuk memastikan dunia tanpa stigma haid, setiap perempuan perlu diberdayakan untuk mengelola mesntruasi dengan aman, higienis, juga percaya diri dan tanpa rasa malu.
5. Covid-19 Dan Kebersihan Menstruasi
Sejak wabah Covid-19 dan pembatasan wilayah, menjadi jelas bahwa pandemi memiliki dampak sekunder yang parah pada kemampuan perempuan untuk mengatur menstruasi dan kesehatan mereka.
Menurut banyak ahli dan organisasi, bagian masyarakat termiskin adalah yang paling terpengaruh dalam mengakses produk kebersihan menstruasi selama pandemi.
Namun, analisis terbaru oleh UNICEF berjudul 'Mengurangi dampak Covid-19 dan kesehatan menstruasi', menunjukkan bahwa secara global, 70 persen dari tenaga kesehatan adalah perempuan dan lebih cenderung menjadi tenaga kesehatan garis depan. Seperti perawat, bidan, dan petugas kesehatan masyarakat.
Baca Juga: Hari Kebersihan Menstruasi, Remaja Jangan Takut Bicarakan Masalah Menstruasi!
Selain berisiko terpapar Covid-19, para perempuan itu juga mengahadapi berbagai tantangan terkait menstruasi.bSesuai laporan UNICEF, tantangan itu berupa: