Tak Suka Makan Sayur Pahit Berisiko Kecil Terinfeksi Virus Corona, Kok Bisa?

Rabu, 02 Juni 2021 | 10:17 WIB
Tak Suka Makan Sayur Pahit Berisiko Kecil Terinfeksi Virus Corona, Kok Bisa?
Ilustrasi sayur. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sayur adalah makanan yang mengandung banyak nutrisi dan vitamin. Tapi, banyak orang yang tidak suka makan sayur atau pilih-pilih sayuran, terutama anak-anak.

Sebuah studi baru pun menunjukkan bahwa seseorang yang tidak suka makan kubis brussel, kangkong dan kubis biasa justru hal yang baik.

Sebuah Penelitian di AS menemukan bahwa mereka yang tidak menyukai makanan pahit memiliki kemungkinan 10 kali lipat lebih kecil untuk terinfeksi virus corona Covid-19.

Tak hanya itu, mereka juga akan mengalami gejala dan efek samping lebih ringan bila terinfeksi virus corona Covid-19. Karena, reseptor rasa pahit inilah yang berperan penting dalam kekebalan tubuh.

"Reseptor rasa pahit memainkan peran penting dalam kekebalan bawaan terhadap sistem pernapasan bagian atas," kata para peneliti dalam makalah yang diterbitkan di JAMA Network Open dikutip dari The Sun.

Ilustrasi Sayuran (Pixabay)
Ilustrasi Sayuran (Pixabay)

Orang yang merasa sulit untuk mengonsumsi makanan pahit ini dikenal sebagai "supertaster". Selain itu, mereka memiliki makanan dengan intensitas yang lebih besar dan biasanya menghindari sayuran mengandung belerang, seperti kubis brussel, brokoli, kubis, jamur dan lobak.

Orang supertaster memiliki lebih banyak selera makan daripada orang biasanya, yang relatif mudah untuk diuji. Namun, karakteristik tersebut juga diduga terkait dengan ekspresi gen yang disebut TAS2R38.

Sebuah tim dokter medis yang dipimpin oleh Henry Barnham dari Sinus dan Spesialis Hidung dari Louisiana, pertama kali menghubungkan supertaster dengan virus corona Covid-19 ketika menyelidiki penyebab orang kehilangan indera perasa dan penciuman selama sakit.

Mereka mengambil sampel dari 100 pasien yang positif virus corona Covid-19 dan mendeteksi orang supertaster menggunakan strip kertas.

Baca Juga: Virus Corona Diduga Pengaruhi Siklus Menstruasi, Begini Kata Dokter Kandungan

Anehnya, tak satu pun di antara 100 orang itu yang masuk dalam kelompok supertaster alias orang yang sulit mengonsumsi makanan pahit.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI