Secara keseluruhan, tercatat 93.272 kasus COVID-19 dan 3.683 kematian tetapi dokter mengatakan banyak kasus kemungkinan terlewatkan karena tingkat pengujian yang rendah.
Kelompok pembela hak asasi manusia Amnesty International mengatakan pekan lalu pemerintah perlu segera mendapatkan lebih banyak oksigen dan vaksin.
"Jumlah kasus COVID-19 Afganistan terus meningkat. Tanpa dukungan internasional yang mendesak untuk menahan lonjakan ini, situasinya dapat dengan cepat lepas kendali," kata Zaman Sultani, peneliti Asia Selatan kelompok itu.
Afganistan, dengan populasi diyakini sekitar 36 juta jiwa, telah memberikan sekitar satu juta dosis vaksin, sebagian besar untuk petugas kesehatan garis depan dan anggota pasukan keamanan.
Pekan lalu, Afganistan menerima 700.000 dosis vaksin COVID-19 yang dibuat oleh Sinopharm China. [ANTARA]