Menurutnya, obat ini belum terlalu banyak digunakan di Indonesia untuk pasien Covid-19. Tocilizumab juga tergolong obat mahal, karena terdiri dari antibodi monoclonal yang memiliki kemiripan dengan reseptor virus corona SARS Cov-2. Obat ini juga memiliki sifat anti interleukin-6 untuk mencegah terjadinya inflamasi yang bisa berujung badai sitokin.

3. Remdesivir
Remdesivir merupakan salah satu obat yang digunakan untuk mengobati pasien virus corona Covid-19 rawat inap. Obat ini diperuntukkan bagi orang dewasa dan anak-anak yang setidaknya berusia 12 tahun dan berat badannya minimal 40 kilogram.
Sebelum memberikan obat remdesivir dilansir dari Drugs, dokter akan melakukan tes darah untuk memastikan Anda tidak memiliki kondisi yang akan mencegah Anda menggunakan remdesivir dengan aman.
Obat ini akan diberikan melalui infus ke pembuluh darah, yang biasanya memakan waktu 30 hingga 20 menit untuk menyelesaikannya. Remdesivir biasanya diberikan sekali sehari selama 5 sampai 10 hari. Tapi, Anda harus tetap berada di bawah perawatan dokter ketika menjalani pengobatan remdesivir.
Obat remdesivir ini juga bisa menimbulkan sejumlah efek samping, seperti sakit kepala parah, detak jantung cepat, lambat dan berdebar, pembengkakan di wajah, mual, demam, gatal dan berkeringat, pusing, mengi hingga kesulitan bernapas.
Adapun tanda-tanda alergi akibat obat remdesivir, yakni gatal-gatal, sulit berpanas, pembengkakan pada wajah, bibir, lidah atau tenggorokan. Anda harus mencari bantuan medis segera bila mengalami kondisi tersebut.
4. Favipiravir
Favipiravir (Avigan) adalah obat turunan pyrazinecarboxamide dengan aktivitas melawan virus RNA. Favipiravir diubah menjadi turunan ribofuranosyltriphosphate oleh enzim inang dan secara selektif menghambat RNA polimerase yang bergantung pada RNA virus influenza.
Baca Juga: Varian Baru Virus Corona Masuk Bali, Begini Reaksi Satgas Covid-19
Pada tahun 2012 dilansir dari Precision Vaccinations, Favipiravir disetujui untuk diproduksi dan dijual di Jepang sebagai antivirus influenza. Tapi, Favipiravir hanya digunakan bila ada wabah infeksi virus influenza baru atau yang muncul kembali.

Obat Favipiravir ini diketahui secara selektif bisa menghambat RNA polimerase yang diperlukan untuk replikasi virus influenza. Karena mekanisme aksi ini, Favipiravir diharapkan berpotensi memiliki efek antivirus pada virus corona Covid-19, karena seperti virus influenza.
Obat ini bisa digunakan pada banyak pasien virus corona Covid-19 ringan hingga sedang dan dirawat di rumah. Mirip dengan antivirus lainnya, Favipiravir harus diberikan lebih awal setelah timbulnya gejala untuk mengurangi viremia secara efektif.
Perannya dalam memperpendek virus juga bisa memiliki dampak epidemiologi, karena bisa mengurangi penularan virus di rumah dan lingkunga. Tapi, sebuah laporan menunjukkan Favipiravir ini tidak bisa diberikan kepada ibu hamil dan akan hamil.