Suara.com - Ibu menyusui atau busui diminta untuk tidak berhenti memberikan ASI kepada bayi meski telah terkonfirmasi positif Covid-19.
Apalagi Organisasi Kesehatan Dunia WHO telah memberikan statement bagaimana ASI dari ibu yang terinfeksi virus corona tetap aman untuk dikonsumsi bayi.
Jika ibu yang terinfeksi Covid-19 hanya bergejala ringan, tetap bisa menyusui secara langsung dari payudara, dengan catatan tetap 'menjaga jarak' dengan bayi agar tidak menularkan virus.
"Kalau masih isoman (isolasi mandiri) dan bayi negatif (Covid-19), pertama tidak boleh rawat gabung, harus tetap terpisah. Tapi pada waktu menyusui, kalau ibu bisa menggunakan APD (alat pelindung diri) lengkap, maka masih bisa menyusui secara langsung."
"Bahkan WHO bilang, menyusui secara langsung itu tidak apa-apa selama dibersihkan," kata praktisi kesehatan dr. Ray Wagiu dalam webinar Health Collaborative Center (HCC), Rabu (4/8/2021).
Selain itu, ibu juga disarankan tidak berinteraksi maupun berkomunikasi secara verbal dengan bayi selama proses menyusui berlangsung. Ibu juga diminta memakai masker, dan jika masih alami gejala batuk pilek, disarankan agar kepala ibu tidak menghadap bayi.
Selama masa perlekatan bayi, ibu sebaiknya menggunakan baju lengan panjang.
Umumnya isolasi mandiri berjalan selama sepuluh hari. Jika ibu ragu menyusui langsung atau alami perburukan gejala, tidak masalah untuk memompa ASI.
"Berarti harus ada alat pompa di rumah, harus ada alat simpan, harus ada kantung. Jadi pompa dulu, kalau memang ada gejala terutama respiratory, gejala batuk," ucapnya.
Baca Juga: Tambah 2.981 Orang, Positif Covid-19 di Jakarta Capai 823.346 Kasus
Namun botol yang menjadi tempat simpan ASI sebaiknya disterilkan dulu sebelum diberikan ke bayi.