Agustus lalu, Casanova dan timnya melaporkan temuan studi yang lebih besar di Jurnal Science Immunology, dengan 3.600 pasien dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 yang parah.
Mereka menemukan autoantibodi terhadap interferon tipe 1 dalam darah 18 persen orang yang telah meninggal karena penyakit tersebut.
Lebih dari 20 persen pasien di atas usia 80 dengan gejala Covid-19 parah memiliki autoantibodi itu. Adapun, autoantibodi hanya ditemukan di 9,6 persen pasien bawah 40 tahun.
Casanova berkata, temuan itu memberi bukti kuat bahwa 'gangguan' yang disebabkan antibodi 'nakal' "sering menjadi penyebab Covid-19 yang mengancam jiwa".